Labuhanbatu, Gatra.com - Kondisi keuangan Kabupaten Labuhanbatu dikabarkan menipis. Pasalnya, tahun 2021 mendatang, estimasi pendapatan dan pengeluaran jika dilihat dari Ranperda APBD yang diserahkan ke DPRD kemarin, beberapa point mengalami penyusutan yang drastis.
Misalnya saja, tahun 2021 sesuai Ranperda APBD dalam pengantar nota keuangan yang diserahkan Pjs Bupati Labuhanbatu, M Fitriyus, Senin 23 November 2020 di ruang rapat paripurna DPRD, total pendapatan diestimasikan sebesar Rp1.308.160.420.200.
Jumlah itupun berkurang sekitar Rp101.390.291.225 jika dibandingkan dengan APBD tahun 2020 yang memiliki total pendapatan sebesar Rp1.409.550.711.425.
Susutnya perkiraan keuangan tahun mendatang tersebutpun, juga diikuti oleh merosotnya estimasi pendapatan dari sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang objek pencapaiannya didapat dari ruang lingkup daerah kabupaten itu sendiri.
Dalam nota keuangan RAPBD tahun 2021 yang diserahkan Pjs Bupati Labuhanbatu beberapa waktu lalu, estimasi PAD tahun 2021 ditargetkan sebesar Rp211.850.419.200, sementara pada RAPBD tahun 2020 sebesar Rp233.229.176.200 atau terjadi penyusutan Rp21.378.757.000.
Plt Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Labuhanbatu, Muslih dimintai tanggapan, Jumat (27/11) melalui sambungan WhatsApp terkait kendala dan sektor pendapatan mana yang terjadi penurunan estimasi terhadap APBD tahun 2021, belum memberikan komentar.
Sementara, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Labuhanbatu, Rajid Yuliawan dikonfirmasi mengenai pengurangan estimasi APBD 2021 menjelaskan, penurunan jumlah total disebabkan berbagai hal.
Diantaranya, potensi maupun capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) ternyata tidak secara nyata diperoleh dari estimasi, bahkan lebih kecil. Kondisi sebaran pandemi Covid-19 pun, ternyata merupakan satu paktor terus menipisnya keuangan Kabupaten Labuhanbatu.
"Potensi PAD secara real ternyata lebih kecil dari target yang selalu dibuat di tahun-tahun sebelumnya, ditambah kondisi Covid dan dana dari Pusat pun kan ada pengurangan. Potensi PAD selama ini mungkin datanya tak valid," beber Rajid Yuliawan.