Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Invoasi Nasional (Menristek/ Kepala BRIN), Bambang Brodjonegoro meminta pengintegrasian infrastruktur dan sumberdaya riset dan inovasi untuk dilakukan dengan segera. Hal ini mengingat, saat ingin Indonesia masih kekurangan dalam sektor talenta sumberdaya peneliti.
Bambang menghimbau kepada lembaga Penelitian Pengakjian dan Penerapan (Litbangjirap) baik di Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang Kementerian, maupun Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) untuk bisa bersama melakukan integrasi yang sesuai dengan amanat Undang-Undang 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
"Secara khusus, Saya meminta sinergikan riset inovasi nasional untuk hasil yang lebih dalam, kalau pinjam bahasa Bapak Presiden agar lebih nendang," kata Bambang saat memberikan sambutan dalam Rapat Kerja Kemenristek/BRIN, Jumat (27/11).
Integrasi yang dimaksud Bambang, menitik beratkan pada beberapa aspek aspek pembangunan sumber daya manusia, tata kelembagaan, skema insentif atau pendanaan, serta tata kelola dan akuntabilitas.
"Integrasi adalah modal kita untuk menjadikan keberhasilan sebagai bangsa melewati jebakan negara berpenghasilan menengah. Integrasi dan debirokratisasi lembaga Litbangjirab juga dilakukan oleh banyak negara maju lainnya," jelas Bambang.
Dengan adanya Kemenristek/BRIN sebagai koordinator yang nantinya akan melakukan integrasi tersebut, Bambang percaya integrasi akan membuat semua komponen litbangjirap nasional untuk enek urakan kinerja yang lebih baik.
"Sebagai Kementerian yang diberikan mandat oleh undang-undang untuk menjaga dan mengintegrasikan litbangjirap di Indonesia, Kemenristek/ BRIN meminta, Pogram Riset Nasional (PRN) agar benar-benar melahirkan produk nasional yang membanggakan dan bermanfaat bagi masyarakat," pungkas Bambang.