Purbalingga, Gatra.com - Debat publik Pilkada Purbalingga 2020, antara pasangan calon Muhammad Sultan Fauzi-Zaini Makarim (Oji-Zaini) dan Dyah Hayuning Pratiwi-Sudono (Tiwi-Dono) Rabu (25/11) yang pukul 20.00 WIB berlangsung cukup seru. Masing-masing paslon memamerkan program yang akan dijalankan.
Dua pasangan calon bupati dan wakil bupati Purbalingga menyampaikan visi misi dan rencana program kerja mereka dalam debat yang ditayangkan langsung melalui kanal Youtube KPU Purbalingga.
Paslon nomor urut 1 Muhammad Sultan Fauzi-Zaini Makarim mendapatkan kesempatan pertama menyampaikan program kerja jika terpilih menjadi kepala daerah.
Cabup nomor urut 1, Oji mengaku sangat berkomitmen untuk meningkatkan perekonomian warga Purbalingga. Bahkan, dia telah melakukan penandatanganan kerjasama dengan 5 perusahaan di Jawa Barat. Kerjasama itu diharapkan mampu membuka lapangan kerja yang luas bagi masyarakat Purbalingga.
Di bidang pendidikan, pasangan itu berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan guru, minimal setara UMK Purbalingga. Di bidang pariwisata, Oji-Jeni akan memaksimalkan potensi pariwisata di wilayah utara (sabuk utara) yang selama ini dinilainya belum tersentuh.
"Kami membuat program berupa kartu, seperti kartu buruh berkelanjutan yang akan memberikan subsidi pangan bagi buruh, akses permodalan dan bekerja bagi buruh industri yang ingin wirausaha, perlindungan kpada perempuan pekerja, pelatihan dan beasiswa untuk anak-anak," ujarnya.
Mereka juga menyoroti masalah pertanian seperti kelangkaan pupuk dan permasalah penempatan pegawai dan pengelolaan birokrasi.
"Masalah petani tidak saja soal pupuk. Ada petani menjerit seperti di Kejobong, Pengadegan, harga singkong turun. Kami akan jaga stabilitas harga. Di sektor pertanian kami siapkan kartu petani sejahtera plus untuk membantu petani dan stimulus Rp30 juta untuk UMKM, " katanya.
Calon bupati nomor urut 2, Dyah Hayuning Pratiwi yang tampil dominan dibandingkan calon wakilnya, Sudono, enggan kalah. Dia menawarkan rencana program kerjanya untuk menarik pemilih. Karena masih di masa pandemi yang belum diketahui kapan berakhirnya, Tiwi pun menawarkan program penanganan covid 19 dan upaya pemulihan ekonomi.
"Jika terpilih nanti, kami gencar menyosialisasikan secara masif 3 T (tracing, testing, treatment) dan gerakan 3 M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) kepada masyarakat untuk menekan kasus positif Covid-19," kata dia.
Pihaknya juga akan menyediakan fasilitas memadai untuk ruang isolasi pasien Covid 19. Pihaknya akan mengaktifkan tempat karantina berbasis di desa, Kecamatan dan kabupaten untuk menjamin pelayanan kesehatan masyarakat.
Di bidang ekonomi, Tiwi menawarkan program untuk buruh plasma rambut palsu. Pengepul rambut palsu harus memiliki izin usaha dan badan usaha. Dengan demikian mereka akan memperhatikan tenaga kerja sesuai dengan UU tenaga kerja. "Layanan perizinan diperkecil, sehingga pengepul bisa mendapatkan perizinan (usaha) dengan mudah," ujar Sudono.