Jakarta, Gatra.com - Meski belakangan secara global makin banyak ragam vaskin yang telah melalui uji klinis dan melaporkan tingkat kefektifan di atas 50 persen, seperti vaksin Pfizer, Moderna, Oxford, Astrazeneca dan sebagainya, Namun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menilai kajian pun harus tetap dilakukan terlebih dahulu jika nantinya ada kerja sama pengadaan.
Kepala BPOM, Penny Lukito mengaku apapun nanti vaksin yang dipilih Pemerintah untuk dihadirkan ke dalam negeri, pihaknya tetap siap untuk mendampingin dalam hal review dan evaluasi izin penggunaan vaksin.
“Badan POM dalam hal ini apapun keputusan dari pemerintah untuk memilih mana yang akan masuk ke Indonesia, itu kami siap untuk mendampingi,” kata Penny dalam Konferensi Pers Daring, Kamis (26/11).
Monitoring yang saat ini tengah dilakukan bersama vaksin sinovac dalam pelaksanaan Uji Klinis Fase Tiga di Bandung, BPOM lanjut Penny, tentu akan melihat aspek mutu, keamanan, dan khasiat dari berbagai macam vaksin tersebut.
“Jadi, ada yang di beberapa negara lain memang menjadi relations kami, bisa juga kami tidak selalu harus melewati uji klinik di Indonesia, mungkin sudah tersedia data uji klinisnya. Yang nanti tentunya akan menjadi bahan yang bisa digunakan oleh Badan POM untuk mengevaluasi kelayakan untuk mendapatkan izin penggunaannya di Indonesia,” paparnya.
Senada dengan Penny, Direktur Operasi Bio Farma, Rahman Rosestan pun mengakui potensi kerja sama dengan vaksin-vaksin lain yang tersedia secara global pun harus dilakukan pengkajian secara menyeleutruh terlebih dahulu.
Menurut Rahman, satu hal penting yang harus dilihat yakni parameter seperti kesiapan logistik dan distribusi vaksin tersebut, kelak kerja sama dengan pemerintah telah tercapai.
“Karena memang beberapa parameter harus kita pertimbangkan, bukan hanya masalah kecepatan dan kecukupan, tetapi juga kepraktisan di lapangan dan bisa tidaknya nanti secara teknis didistribusikan ke berbagai provinsi. Kita kan negara kepulauan dengan kondisi negara tropis, nah tentunya akan ada penyesuaian yang harus kita kaji betul,” ujarnya.