Jakarta, Gatra.com - Menyambut Hari Guru Nasional (HGN) ke-75, Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) menggelar diskusi secara virtual bertema “Mendukung Para Pendidik Tetap Berkarya” pada Rabu (25/11). Dalam diskusi itu, Arya Wiratman, Guru SDS Islam Ibnu Hajar Cipayung, Jakarta Timur, mengatakan, kondisi pandemi saat ini melalui pembelajaran jarak jauh baik itu secara virtual dan video pembelajaran, sangat monoton. Meski begitu kata Arya, pihaknya tetap berusaha mengemas pembelajaran mirip seperti saat tatap muka di kelas.
Sementara, Deswita Supriyatni, Dosen Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi STKIP Pasundan, Cimahi, Jawa Barat mengatakan, semasa pandemi, proses pembelajaran memang tidak optimal dalam penyampaian materi pembelajaran, karena biasanya materi yang saya sampaikan identik dengan tatap muka dan praktik.
"Sekarang mau tidak mau harus melalui teknologi media atau tatap muka secara virtual. Hambatannya adalah ketika para mahasiswa yang ada di daerah tidak bisa menyimak maksimal karena terjadi gangguan koneksi internet,” kata Deswita.
Menghadapi kondisi pandemi saat ini, para tenaga pendidik dituntut untuk melakukan terobosan dan kreatif dalam menjalankan proses pembelajaran jarak jauh ini. Kemudian untuk mendukung semua itu, pemerintah telah berupaya hadir melalui beberapa program yakni, Bantuan Kuota Data Internet bagi tenaga pendidik dan peserta didik.
Kementerian Pendikan dan Kebudayaan juga telah memberikan Bantuan Kuota Data Internet kepada 1,9 juta guru, 166 ribu dosen, 3,8 juta mahasiswa, dan 29,6 juta siswa sekolah, sejumlah 100 GB yang dialokasikan 50 GB setiap bulannya. Kuota internet ini bisa dimanfaatkan oleh setiap jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta. Sebanyak 35,5 juta pendidik dan peserta didik di seluruh Indonesia telah menerima manfaat ini sejak September 2020 lalu.
Menurut data survei dari Lembaga Arus Survei Indonesia (Oktober 2020), Sebanyak 85,6% responden menilai bahwa program Bantuan Kuota Data Internet ini meringankan beban ekonomi orang tua pelajar/mahasiswa dalam membeli paket internet.
“Sebelum ada bantuan kuota internet, kondisi sangat sulit dan terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan harus pintar mengatur keuangan keluarga dan menyisihkan agar kebutuhan kuota internet terpenuhi. Setelah ada bantuan sangat meringankan beban pengeluaran sehari-hari,” kata Arya.
Begitu pula dengan Deswita, ia mengaku harus mengatur ulang perencanaan keuangan keluarganya saat masa pandemi Covid-19, yang saat itu kebutuhan primer dan biaya internet menjadi prioritasnya. “Kemudian dengan bantuan dari pemerintah sangat membantu sekali sehingga perencanaan keuangan keluarga bisa kembali normal,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Sri Murni S.Pd., M.Pd, Dosen STKIP PGRI Bandar Lampung, ia mengatakan, sebelum ada bantuan pihaknya harus pintar-pintar menyisihkan dana untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran. Kemudian ia merasa sangat bersyukur dengan bantuan pemerintah baik dalam bentuk pulsa maupun Bantuan Subsidi Upah (BSU). "Uang yang awalnya kami sisihkan untuk kuota bisa kembali kami pakai untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” ungkapnya.
Selain Bantuan Kuota Data Internet, pemerintah juga memberikan bantuan melalui peluncuran BSU Bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non-PNS di bawah binaan Kemendikbud dan Kemenag. Bantuan ini menyasar lebih dari 2,74 juta pendidik dan tenaga kependidikan non-PNS di seluruh Indonesia dengan mengalokasikan dana total sebesar Rp4,7 Triliun dari Kemendikbud dan Kemenag.
BSU ini diberikan sejumlah Rp1,8 juta bagi setiap pendidik dan tenaga kependidikan dengan persyaratan pencairan yang sangat mudah. Sehingga dengan adanya program-program tersebut dapat membantu para penerima manfaat di masa pandemi Covid-19.
Sri Murni dalam peringatan Hari Guru Nasional ini menyampaikan pesan kepada semua anak didik di seluruh Indonesia, untuk tetap semangat menuntut ilmu. Tetap termotivasi apapun kendalanya. "Kepada teman-teman sesama pendidik lainnya, tetap tulus dan bertanggung jawab untuk mencerdaskan anak bangsa, karena itu adalah ibadah kita,” kata Sri Mulyani.