Home Ekonomi Ganjar Tagih Janji Pembangunan Jargas Cisem

Ganjar Tagih Janji Pembangunan Jargas Cisem

Semarang, Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyoroti lambannya pembangunan jaringan gas (Jargas) ruas Cirebon-Semarang (Cisem) yang sampai saat ini tak kunjung teraliasasi. Padahal, pihak terkait dalam pertemuan terakhir pada bulan Agustus lalu dengan Ganjar Pranowo, menjanjikan akan tancap gas pembangunan di bulan September.

Untuk diketahui, pembangunan jaringan pipa gas Cisem oleh PT Rekayasa Industri (Rekind) sebagai pemenang lelang pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon-Semarang dengan nilai investasi US$169,41 juta pada 2006. Ground breaking pembangunan pun sudah dilakukan pada bulan Februari tahun 2020 lalu.

Hal itu disampaikan Ganjar saat menjadi narasumber dalam webinar bertema “Kontribusi Kawasan Industri bagi Perekonomian Nasional dan Daerah : Kondisi Kawasan Industri dan Kendala Regulasi dan Operasional yang dihadapi Pemerintah Daerah, di Rumah Dinas Puri Gedeh, Rabu (25/11/2020) sore. 

Menurut Gubernur Ganjar, pembangunan jaringan pipa gas Cisem sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah karena akan mendukung kawasan industri yang saat ini dikembangkan di Jawa Tengah.

"Cisem itu kemarin (Pada pertemuan bulan Agustus) Komisi VII datang, BPH Migas datang, Rekind datang, terus PT Gas janji September akhir dan saya minta maju tidak bisa. Tapi sampai hari ini belum ada tanda-tanda apa pun. Itu perlu di gaspol juga," katanya.

Ia berharap pembangunan infrastruktur gas menjadi prioritas, sehingga lanjut Ganjar, kawasan industri bisa segera menggunakan bahan bakar gas yang relatif ramah lingkungan.

Dalam kesempatan itu juga Ganjar menyatakan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah, pembangunan kawasan industri di Brebes menjadi salah satu prioritas utama. Saat ini Ganjar masih menunggu jawaban dari pemerintah pusat agar Kawasan Industri Brebes masuk dalam prioritas nasional.

Menurut dia, kawasan industri sangat penting karena memberikan kontribusi dan dampak nyata terhadap penyerapan tenaga kerja.

"Dari data tahun 2016 sampai triwulan I, II, dan III tahun 2020 serapan tenaga kerja sangat besar. Serapan ini penting karena menjadi salah satu strategi untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pendapatan masyarakat," tandasnya.

Ia juga menyebut, sampai saat ini realisasi penanaman modal asing (PMA) di Jawa Tengah masih cukup bagus. Dimana penyerapan paling tinggi berada di Kabupaten Batang dan Jepara, masing-masing 35 persen.

"PMDN kita juga lebih besar, tertinggi ada di Kabupaten Tegal, lalu Kota Semarang dan Grobogan," jelas Ganjar.

Disisi lain, Pemprov Jateng juga ingin membukan kawasan industri baru rintisan di bidang pertanian yang terintegrasi sekaligus kawasan industri di daerah penyangga. Kawasan industri pertanian menurut Ganjar sangat penting karena Jawa Tengah adalah salah satu lumbung pangan terbesar, oleh karena itu perlu didorong agar menjadi semakin bagus dan produktivitas pertanian meningkat.

"Tidak hanya itu, kolaborasi dengan kawasan industri yang sudah ada, baik di Jateng maupun di daerah lain juga akan dilakukan untuk meningkatkan daya saing global," pungkasnya.

148