Cilacap, Gatra.com - Ribuan hektare sawah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah dipastikan gagal tanam lantaran matinya bibit padi di persemaian karena rendaman banjir lebih dari sepekan. Akibatnya musim tanam pertama (MT 1) kali ini, dipastikan mundur.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidareja, Agus Sudaryanto mengatakan hingga saat ini, masih terdapat ribuan hektare sawah yang terendam. Di lain tempat, berada di Kecamatan Bantarsari, Gandrungmangu, Sidareja, Kedungreja dan Patimuan.
“Sawah tersebut berada di dataran rendah, di dekat aliran. Surut airnya lama,” katanya, Selasa (24/11).
Dia menjelaskan, tanaman padi stadium benih sangat rawan rendaman. Jika terendam udara lebih dari tiga hari, bisa dipastikan benih mati. Terlebih, banjir saat ini merendam lebih dari sepekan.
“Ada yang terendam dua kali. Akhir Oktober sudah terendam. Sekarang lagi,” ujarnya.
Agus mengaku belum mendapat laporan resmi dari Dinas Pertanian terkait luasan sawah yang gagal tanam atau jumlah kerugian. Rapat koordinasi dilakukan setelah tuntasnya penanganan banjir.
Dia juga menjelaskan, selain merendam area pertanian, banjir juga menyebabkan petambak ikan rugi. Sebab, limpasan air banjir merendam kolam dan menyebabkan ikan kabur.
“Kita bisa memperkirakan luasan dan daerah-daerah mana saja yang sudah tanam atau masih benih. Tapi yang tahu pasti itu adalah dinas terkait,” ucapnya.
Meski dia memastikan aktivitas ekonomi warga sudah berangsur pulih. Seluruh pasar di wilayah Cilacap Barat sudah beroperasi normal. Sebelumnya, semua pasar di enam kecamatan tutup total karena rendaman banjir.