Pekanbaru, Gatra.com - Politisi PDI Perjuangan, Kapitra Ampera, menyebut tindakan ormas yang menolak lawatan Muhammad Rizieq Shihab (MRS) ke Riau sudah dalam koridor.
Menurutnya sosok Rizieq memiliki kecendrungan menebar provokasi. Oleh sebab itu rencana kedatangan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) tersebut memerlukan reaksi dari masyarakat.
"Kewajiban warga negara itu adalah menjamin keutuhan bangsa ini. Kalau ada orang yang mencoba beperilaku melebihi kepala pemerintahan, melebihi penegak hukum, ya harus ditindak," tegasnya kepada Gatra.com melalui jaringan seluler, Selasa (24/11).
Diberitakan sebelumnya, 45 organisasi masyarakat di Riau menolak kedatangan Rizieq ke Bumi Lancang Kuning. Aksi penolakan yang digawangi bekas caleg PDI Perjuangan dan mantan Ketua NU Riau, Rusli Ahmad, pada Senin sore (23/11) sempat diwarnai gesekan dengan masa FPI Kota Pekanbaru.
Kapitra menilai kecendrungan Rizieq menebar provokasi dapat terlihat pada muatan pesan baliho imam besar FPI tersebut. Menurutnya baliho Rizieq mengandung seruan provokasi, sehingga perlu direspon pemerintah.
"Jadi saya setuju aja itu, aliansi masyarakat menolak radikalisme. Masa ada baliho yang isinya perang, jihad. Ini kan sama negara tanpa pagar, negara tanpa pemerintahan. Semua orang siap meruntukan negara. Harus ditindak tegas," jelas mantan pengacara Rizieq ini.
Kapitra pun yakin aksi penolakan terhadap Rizieq di Riau mencerminkan sikap mayoritas warga Riau. Pasalnya demo menolak Riziek tersebut melibatkan NU Riau, MUI Kota Pekanbaru, mahasiswa, dan perwakilan lintas agama.