Home Milenial Nama Taman Syarifah Sembilan Picu Polemik

Nama Taman Syarifah Sembilan Picu Polemik

Siak, Gatra.com- Dinas PU Tarukim Siak menegaskan nama Taman Syarifah Sembilan di Kecamatan Sungai Apit, Siak, Riau, awalnya diusulkan oleh pemerintah Kecamatan Sungai Apit.

Pemberian nama taman ini sempat berpolemik. Bahkan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Siak meminta agar nama taman ini diganti. LAMR menilai nama Syarifah Sembilan tidak ada kaitannya dengan sejarah masa lalu di daerah tersebut.

"Kita (PU Tarukim) menerima nama itu dari Camat. Selesai dibangun, Pak Camat usulkan agar nama taman tersebut Syarifah Sembilan," kata Kepala Bidang Pertamanan Dinas PU Tarukim Siak, Izram dikonfirmasi Gatra.com, Senin (23/11).

Izram pun mengaku pemberian nama taman itu memang berpolemik akhir-akhir ini. Namun, ia menegaskan berkali-kali bahwa nama taman itu bukan inisasi pihaknya. "Intinya, nama itu kita terima setelah selesai dibangun," kata dia.

Pembangunan taman itu kata Izram, dimulai sejak tahun 2019 lalu dan selesai 2020. Total anggaran yang dihabiskan Rp1,6 miliar lebih.

"Pembangunannya 2 tahap. Tahap awal (2019) menelan anggaran Rp899 juta lebih. Tahap selanjutnya (2020) Rp733 juta lebih anggarannya. Luas taman itu 40x70 meter," ujarnya.

Terpisah, Camat Sungai Apit Wahyudi membenarkan bahwa pihaknya yang mengusulkan nama Syarifah Sembilan. Ia juga membantah bahwa LAMR Siak menolak pemberian nama Syarifah 9 di taman tersebut.

"Pada dasarnya LAMR Siak tidak menolak pemberian nama Syarifah Sembilan di taman itu. LAMR hanya meminta pemerintah kecamatan untuk mengkaji ulang tentang sejarah Syarifah Sembilan. Yang menolak itu hanya sekelompok orang di media sosial," kata dia dihubungi Gatra.com.

Wahyudi juga mengaku pihaknya belum menggelar pertemuan dengan LAMR Siak. "Belum. Tapi saya rasa tak ada masalah sebenarnya. Sebab, kalau soal nama itu hal yang wajar saja. Nama seorang cerita rakyat yang hanya dongeng saja, biasa dibikin orang ke nama jalan atau sebuah gedung. Ini orangnya jelas dan makamnya juga ada di sini. Jadi saya rasa ini tak perlu dibesar-besarkan," kata dia.

Wahyudi mengatakan, Syarifah Sembilan adalah tokoh penting dalam sejarah Kerajaan Siak. Ia mengakui nama itu memang tidak familiar, makanya Pemerintah Kabupaten Siak ingin mengangkat tokoh perempuan itu agar dikenal secara luas.

"Di Sungai Apit sendiri sebenarnya sudah diketahui orang cerita tentang Syarifah Sembilan. Tinggal lagi mengangkat kisahnya agar kita semua semakin tahu tentang sejarahnya," kata dia.

Dikatakannya, memang setelah peresmian taman itu, banyak pihak yang menilai Pemkab Siak keliru dengan penamaannya yang tidak populer. Bahkan ada yang meragukan jika Syarifah Sembilan hanyalah tokoh imajiner dalam cerita-cerita rakyat Melayu Siak.

Wahyudi memaparkan, Syarifah Sembilan adalah Srikandi kerajaan Siak pada zaman Raja Kecik. Ia yang menjaga pintu masuk atau benteng ke Sungai Siak di Kampung Tanjung Kuras.

Dari berbagai literatur, kata dia, Srikandi ini mengusir penjajah dengan cara yang unik, yaitu dengan Tarian Zapin. Ketika itu dia ikut berperang melawan tentara Portugis dan masuk ke kapal perang lawan sebagai seorang penari Zapin untuk menghibur tentara penjajah.

Ia kemudian berhasil memainkan peran ganda untuk menumbangkan pihak Portugis. Tarian Zapin Syarifah Sembilan ini juga pernah ditampilkan pada acara Festival Siak Bermadah  2010 yang dibawakan oleh peserta dari Kecamatan Sungai Apit.

Bahakan, kata dia, Makam Syarifah Sembilan juga tercatat di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siak sebagai salah satu situs sejarah.
Makamnya di Kampung Tanjung Kuras Kecamatan Sungai Apit dan rencananya juga akan dijadikan Cagar Budaya Kabupaten Siak.

Pihak kecamatan sudah mengusulkan makam itu masuk ke situs cagar budaya, dan sudah ditelusuri sampai ke Tanjung Kuras. Bukti sejarahnya ada tiga makam di kampung tersebut, pertama Makam Syarifah Sembilan, Makam Guru Ngaji dan makam Empang Kualo.

"Mari kita besarkan nama ini agar banyak orang yang penasaran dengan perjuangannya. Taman ini dinamakan Syarifah Sembilan sangat baik dan namanya sangat unik," kata camat.

1172