Surabaya, Gatra.com - Calon wali kota Surabaya nomor urut 1 Eri Cahyadi kembali memaparkan misinya berupa Program asimilasi antar siswa SD seluruh Surabaya. Eri memaparkan program itu dihadapan warga Surabaya dari komunitas lintas agama dan etnis.
Program tersebut rencananya masuk ekstrakurikuler dan dilaksanakan seminggu sekali. Isinya, berupa kegiatan atau aktifitas sosialisasi antar siswa SD yang berbeda latar belakang etnis dan agama yang akan dimasukkan dalam ekstrakurikuler (eskul).
"Jadi sebuah wadah, kami kumpullan seluruh siswa SD se-Surabaya. Kami adakan kegiatan dan pelatihan. Jadi tidak membedakan sekolah Kristen atau Islam. Tapi nanti masuk ekstrakurikuler ya," kata Eri kepada wartawan, Sabtu (21/11).
Menurutnya, siswa SD adalah masa tumbuh kembang anak. Selama masa itu, anak mudah sekali terpengaruh oleh situasi dalam pergaulan sehari-hari.
Karena itu, mantan Kepala Bappeko Surabaya itu menilai bahwa masa kecil adalah waktu yang baik menanamkan rasa toleransi. Selain, membiasakan anak berhadapan dengan orang-orang dengan berbagai macam latar belakang etnis dan agama.
"Supaya Surabaya itu tidak ada lagi mayoritas dan minoritas. Jadi semua (warga Surabaya) yang Islam atau Kristen, menjadi bagian atau saudara semuanya. Rumah kita, Surabaya ini, adalah NKRI harga mati," tegas Eri.
Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Surabaya Richard Susanto menyatakan apresiasinya terhadap program besutan Eri itu. Richard berharap Eri dapat segera menjalankan program itu jika terpilih memimpin Surabaya nanti.
"Kami sangat antusias sekali. Bahwa memang toleransi perlu kita jaga. Jadi seperti mewadahi siswa SD se-Surabaya berupa kegiatan dalam ekstrakulikuler, kami dukung," kata Richard.
Menurutnya, semua warga menjadi stakeholder dalam upaya pembangunan kota Surabaya. Karenanya, sikap toleransi akan semakin mempererat keterlibatan semua lapisan masyarakat untuk kemajuan kota Pahlawan.
Richard memandang program-program yang disampaikan Eri memang memerlukan keterlibatan semua warga Surabaya. Mulai dari masyarakat dikalangan pengusaha, tenaga pendidik, hingga warga Surabaya pada umumnya.