Jakarta, Gatra.com - Ketua DPP PDIP bidang organisasi Djarot Syaiful Hidayat mewanti-wanti kadernya dalam konteks pentingnya persatuan dan gotong royong untuk memenangkan calon kepala daerah yang diusung PDIP di Pilkada serentak 2020.
Seperti di Pilkada Surabaya misalnya, Djarot menekankan pentingnya persatuan dan gotong royong para kader untuk memenangkan Eri Cahyadi-Armuji sekaligus menghadapi politik pecah belah yang dilancarkan calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman.
"Saya melihat, politiknya MA (Machfud Arifin) itu memecah belah. Karena dia tidak punya visi lain. Hanya retorika dan kemudian bahayanya memecah belah keluarga itu," kata Djarot kepada wartawan, Sabtu (21/11).
Djarot menerangkan, pihak Machfud-Mujiaman telah melakukan politik pecah belah ala penjajah kolonial Belanda. Hal itu terbukti bagaimana paslon nomor urut 2 itu mendekati senior PDIP Surabaya seperti Jagat Hari Seno.
Jagat Hari Seno adalah putra sulung almarhum Soetjipto, mantan sekjen PDIP. Atau kakak kandung Whisnu Sakti Buana, Wakil Wali Kota Surabaya. Jagat menyatakan mendukung Machfud Arifin sebagai Calon Wali Kota Surabaya.
Djarot meyakini, upaya pecah belah yang dilakukan Machfud-Mujiaman tersebut tidak akan didiamkan oleh arek-arek Surabaya. "MA telah melakukan politik devide et empire ala kolonialisme Belanda. Politik pemecah belah selama masa kolonial selalu dilawan oleh seluruh anak bangsa, termasuk NU, Muhammadiyah, dan PNI saat itu. Jadi rasanya kurang elok kalau tim MA menjalankan politik adu domba. Sebab itu cara kolonial yang ditentang arek-arek Surabaya," tandas Djarot.