Jakarta, Gatra.com - Pernyataan keras Pangdam Jaya, Mayjen Dudung Abdurachman terhadap ucapan Rizieq Shihab dan kegiatan ormas yang dipimpinnya, Front Pembela Islam (FPI) menuai sorotan publik. Pernyataan yang dilontarkan dalam apel pagi di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11) itu setidaknya mengomentari tiga hal.
Pertama, Dudung menanggapi ceramah Rizieq yang menyinggung soal peran aparatur negara. Menurutnya, perkataan Rizieq tak sesuai dengan namanya yang kerap dipanggil 'Habib'.
"Terima kasih dengan hujatan-hujatan HRS (Habib Rizieq Shihab) terhadap TNI dan Polri. Kalau katanya sebagai imam besar, dibilang sebagai kyai dan habib, karena habib dan kyai selalu (punya) pikiran baik. Ucapan baik dan tindakan baik. Kalau ucapan tidak baik maka bukan habib itu, kata Dudung saat apel di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11).
Dudung menambahkan, dirinya juga seorang Muslim. Menurutnya, setiap Muslim diajarkan bahwa Islam merupakan agama 'rahmatan lil alamin', atau agama yang mengajarkan tentang kasih sayang untuk seisi semesta.
Ia bahkan memberi contoh dengan salah satu firman Tuhan yang meminta untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Meski tak menyebut ayatnya secara spesifik, ia menggarisbawahi artinya, yakni setiap orang tidak boleh berbicara sembarangan.
"Jadi ucapan dan lisan harus baik. Saya sebagai orang Islam itu prihatin kalau ada seorang habib (dalam) peringatan Maulid Nabi (menggunakan) bahasa dan lisan kotor," sindir Dudung.
Kedua, Dudung mengakui bahwa dirinya yang memerintahkan bawahannya dan Satpol PP untuk menurunkan baliho bergambar Rizieq Shihab. Ia menyebut, meski sudah diturunkan, masih ada pihak yang memasangnya kembali.
Itu perintah saya. Berapa kali Satpol PP turunkan, dinaikan lagi. Tepuk tangan. Itu perintah saya," aku dia.
"Ia menyindir apakah orang atau kelompok yang memasang baliho itu sudah membayar pajak pemasangannya. Jika belum, menurutnya pihak tersebut harus mematuhi aturan dan tidak berlaku seenaknya.
"Jadi siapa pun di Republik ini, ini negara hukum harus taat hukum. Kalau pasang baliho jelas aturan bayar pajak tempat ditentukan, jangan seenak sendiri seakanakan dia paling benar. Enggak ada itu, jangan coba-coba," tegas dia.
Ketiga, dari sindiran itu, Dudung bahkan secara frontal meminta FPI dibubarkan saja. Alasannya, kelompok tersebut suka bertindak tanpa aturan. Ia juga menyindir soal seruan Revolusi Akhlak, yang menyebut ganggu persatuan negara.
"Kalau perlu FPI bubarkan saja. Kok mereka yang atur suka-suka sendiri. Ingatkan, saya katakan itu perintah saya. Dan itu akan saya bersihkan semua, tidak ada baliho-baliho ajak revolusi dan sebagainya. Saya peringatkan dan saya tidak segan-segan untuk tindak keras. Jangan coba-coba ganggu persatuan dan kesatuan dengan merasa mewakili umat Islam, tidak semua (umat Islam begitu)," tandasnya.