Padang, Gatra.com - Tim pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah-Audy Joinaldy melaporkan pasangan pasangan calon nomor urut 2 Nasrul Abit-Indra Catri (NA-IC) ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sumbar.
Kuasa Hukum Mahyeldi-Audy, Miko Kamal mengatakan, pihaknya melaporkan NA-IC dikarenakan diduga melakukan pengelabuan terhadap masyarakat, seolah-olah didukung PKS. Padahal PKS berkoalisi dengan PPP sangat jelas mendukung paslon nomor urut 4, Mahyeldi-Audy Joinaldy.
"Dugaan pengelabuan ini tidak beretika secara politik. Dalam kontestasi politik Pilkada semua kontestan harus menjunjung tinggi etika politik untuk Pilkada berkualitas," ujar Miko, Jumat (18/11).
Menurut Miko, pihaknya melaporkan ke Bawaslu Sumbar terkait kalender 2021 yang bergambar NA-IC dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Latar belakang alat peraga kampanye (APK) tersebut terlihat foto suasana kampanye dan terdapat bendera PKS yang sedang berkibar.
Dikatakan dosen Universitas Bung Hatta (UBH) Padang itu, penggunaan logo PKS di kalender pasangan NA-IC bertentangan dengan pasal 73 A PKPU 11/2020, bahwa dalam kampanye dilarang membawa atau menggunakan tanda gambar partai politik yang tidak mengusung pasangan calon.
Selain itu, kata Miko, pengelabuan ini juga diduga sebagai upaya yang tidak sehat dilakukan oleh pasangan NA-IC dengan memanfaatkan reputasi baik PKS yang mengusung Mahyeldi-Audy. Apalagi, PKS dinilai sebagai partai yang berpihak kepada rakyat, baik secara nasional maupun tingkat lokal.
"PKS berpihak pada rakyat. Salah satu contohnya saat ini, PKS sedang serius dan ngotot memperjuangkan konversi Bank Nagari menjadi bank syariah," terangnya.
Pengakuan Miko, pihaknya menerima informasi APK lain. Namun baru menemukan APK jenis kalender yang telah beredar di tengah masyarakat, bukan hanya di Kota Padang tapi juga di daerah Kabupaten Agam. Baginya upaya membonceng PKS ini sangat merugikan paslon Mahyeldi-Audy.
"Upaya membonceng PKS yang reputasinya baik ini, pelanggaran administrasi. Namun sangat berdampak pada elektoral. Terutama masyarakat di perkampungan, mendukung NA-IC karena mengira didukung PKS," tukasnya.