Yogyakarta, Gatra.com - Sebanyak 24 orang dan lembaga, yakni seniman, budayawan, pelestari adat, dan pemelihara cagar budaya, menerima Anugerah Kebudayaan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penerimanya beragam dari peneliti Peter Carey, sutradara Garin Nugroho, band musik Shaggydog, hingga juru kunci dan ahli sesaji. Penyerahan penghargaan secara simbolis digelar di Bangsal Kepatihan, Kompleks Pemda DIY, Kota Yogyakarta, Kamis (19/11).
“Momentum ini adalah penghargaan bagi manusia-manusia mandiri yang peduli akan betapa pentingnya pelestarian pusaka budaya. Kita selayaknya menghargai para pelestari dan penggiat budaya ini, yang berkarya dan mengabdi hanya karena tanggung jawab dan panggilan jiwa, “ kata Sultan dalam sambutannya.
Menurut dia, spektrum penerima penghargaan taun ini semakin luas dan beragam. “Baru kali ini kita berikan penghargaan kepada pakar asing, seorang sejarawan Universitas Oxford Inggris, Dr. Peter Carey, yang suntuk meneliti sejarah dan sosok pribadi Pangeran Diponegoro,” tutur Raja Keraton Yogyakarta ini.
Ia menyatakan, setiap acara penghargaan dapat dimanfaatkan sebagai bentuk penyadaran pentingnya pelestarian budaya, juga pengembangan dan pemanfaatannya.
“Dengan perenungan seperti itulah, hendaknya kita selalu berusaha meningkatkan kualitas budaya kita, dengan memberinya ruh baru, suntikan spirit baru, guna menghidup-hidupkan Yogyakarta sebagai kota budaya dengan misi dan atribut kultural yang disandangnya,” kata dia.
Menurutnya, penghargaan sederhana ini adalah usaha agar warisan budaya dikembangkan maju tanpa kehilangan ruhnya, terutama bagi generasi muda. “Sebab kalau tidak, bisa jadi budaya kita pun akan terbentur kemandegan oleh mandulnya inovasi dan kreativitas, sehingga ditinggalkan komunitasnya sendiri, terutama kaum muda,” kata dia.
Selain Peter Carey, sejumlah nama populer menerima Anugerah Kebudayaan Gubernur DIY 2020, yakni sineas Garin Nugroho, aktor Susilo Nugroho yang kondang sebagai Den Baguse Ngarso, pelukis Nasirun, dan grup band Shaggydog.
Ada pula arsitek Eko Agus Prawoto, budayawan Purwadmadi, pengajar tari Theresia Suharti, pelestari adat Hariyadi, penari Bambang Nursinggih, pegiat wisata Amir Junawan, hingga juru kunci makam Noto Sukamto, dan ahli sesaji Sutilah Suhardjo.
Penghargaan juga diberikan ke kelompok pemangku upacara adat 'Gubug Gedhe' dan trah RT. Singalodra, lembaga pengarsip seni IVAA, dan komunitas keris Pametri Wiji.
Selain itu, PT. Pos Indonesia, Yayasan Marsudirini Perwakilan Yogyakarta, PT.Perusahaan Listrik Negara (PLN) PT. Bank BPD DIY, Yayasan Bopkri, serta dua warga Delia Murwihartini dan Anwar Priyadi menerima anugerah ini karena turut melestarikan cagar budaya.