Karanganyar, Gatra.com- Pembangunan Masjid Agung Karanganyar resmi dimulai dengan dana Rp40 miliar bersumber APBD 2020. Pembangunan ini akan dilanjutkan sampai November 2021 dengan sumber biaya APBD 2021. Total dana dibutuhkan Rp96,1 miliar
"Surat perintah kerja per 16 November 2020. Nilai kontrak Rp89 miliar. Akan diselesaikan dalam 390 hari kerja. Ada sekitar 300 pekerja. Kami sudah mengantisipasi kendala cuaca," kata Pimpro dari PT Mam Energindo, Heri Yulianto kepada Gatra.com usai peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung Karanganyar, Rabu (18/11).
Masjid Agung akan dibangun di lahan bekas bangunan lama masjid yang telah diratakan. Bangunan induk Masjid Agung Karanganyar yang dibongkar seluas 3.570 meter persegi. Sejumlah ornamen masjid akan dibuat mirip Masjid Masjid Nabawi seperti pintu, payung peneduh, menara dan aksesori di dalamnya.
"Kita memiliki desainer pintu-pintu. Mereka spesialis dibidang itu. Ada menara pandang berlift. Diharapkan, pintu-pintu di Masjid Agung Karanganyar sama atau malah lebih bagus dibanding di Madinah," lanjutnya.
Ia memastikan seluruh material sudah tersedia, termasuk ornamen khas masjid Nabawi di Madinah. Ribuan jemaah bakal tertampung di Masjid Agung Karanganyar hasil revitalisasi ini.
Sementara itu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Masjid Agung Kabupaten Karanganyar, Asihno Purwadi mengatakan Pemkab mengalokasikan Rp101 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk membangun Masjid Agung secara kontrak multiyear.
Pembangunan selama tiga tahun mulai 2019 sampai 2021. Tahun 2019 dimulai dari belanja jasa konsultan perencana dan manajemen konstruksi (MK) untuk pembuatan dokumen perencanaan. Fokus tahun 2020 hingga 2021 adalah pembangunan infrastruktur. Saat ini Pemkab Karanganyar telah menganggarkan biaya Rp101 miliar untuk pembangunan masjid. Namun di tahun 2020, dana yang dianggakan baru Rp40 miliar. Adapun total rincian dari Rp101 miliar tersebut akan digunakan dalam empat bidang.
"Jadi 101 miliar tidak dihabiskan semua untuk bangunan, ada yang konsultan perencana, konsultan manajemen konstruksi, biaya umum, dan konstruksi bangunan itu sendiri," kata Asihno.