Home Info Satgas Covid-19 Hajatan 'Drive Thru' Dianggap Belum Perlu

Hajatan 'Drive Thru' Dianggap Belum Perlu

Karanganyar, Gatra.com - Antisipasi penularan Covid-19 dari klaster hajatan dengan cara 'drive thru' alias datang-nyumbang-kemudian pulang bawa bingkisan, dinilai belum perlu dilakukan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Cara paling ampuh menghindari penularan tetap dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan, tak mau meniru daerah lain dalam menghindari klaster hajatan. Sebelumnya, sempat diwacanakan tak menggunakan meja dan kursi pada hajatan untuk menghindari tamu berlama-lama di dalam acara hajatan pernikahan.

Hal itu dilakukkan agar meminimalkan kontak fisik yang berisiko penularan Covid-19. Model hajatan standing party sudah diatur di Kota Solo, yaknimenghilangkan meja dan kursi supaya tamu segera pulang usai menunaikan urusannya.

Namun, hajatan model seperti itu dirasa belum perlu oleh Bupati Karanganyar. "Malah wagu (tidak lumrah). Hajatan itu menyangkut rasa. Jika dihayati, itu bentuk rasa syukur. Bukan dibuat bisnis. Kalau seperti itu (datang-nyumbang-pulang), tidak sesuai dengan budaya kita," kata Juliyatmono kepada wartawan di Karanganyar, Selasa (17/11) kemarin.

Ia menyadari, hajatan memang perlu diatur. Atas hal itu, ia sudah membatasi penyelenggaraannya di siang hari saja. Selain itu wajib melaporkan ke aparat setempat agar diawasi penerapan protokol kesehatan (prokes). "Anjuran hajatan drive thru belum perlu. Kuncinya pada membudayakan disiplin kesehatan, Pakai masker, cuci tangan pakai air mengalir dan menjaga jarak," katanya.

Ia tak menampik jumlah kasus Covid-19 semakin bertambah. Hingga Selasa (17/11), jumlah positif Covid-19 sebanyak 296 orang dengan 494 orang kontak erat dan 73 orang.

Juliyatmono yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Kabupaten Karanganyar meminta para isolasi mandiri benar-benar menerapkan protokol kesehatan dan menghindari berkerumun. Adanya angka cukup tinggi pasien komorbid terpapar Covid-19 menunjukkan aspek imunitas mempengaruhi. "Seleksi alam atau herd immunity. Siapa yang imun kuat bakal bertahan namun imun lemah sebaiknya lebih cermat," katanya.

88