Pekanbaru, Gatra.com - Dinas Pendidikan (Disdik) Pekanbaru akan melakukan evaluasi terhadap penerapan sekolah tatap muka terbatas.
Plt Kepala Disdik Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas menyebut, evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keamanan para murid dalam menjalani proses pembelajaran di sekolah.
"Artinya kita lakukan evaluasi sambil jalan. Jadi ada tim yang mengawasi setiap sekolah," ujar Ismardi di Pekanbaru,Rabu (18/11).
Sambungnya, bila hasil evaluasi menunjukkan tingkat keamanan yang baik bagi kesehatan murid, maka opsi sekolah tatap muka bakal diterapkan ke seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri di Pekanbaru.
Terpisah, pengamat kesehatan masyarakat dari Universitas Riau, Ari Pristiana Dewi, berharap sebelum memutuskan penerapan sekolah tatap muka secara massif, peserta didik terlebih dulu harus dijejali pendidikan kesehatan.
"Untuk tahap awalnya, harus ada pendidikan kesehatan kepada peserta didik, agar mereka juga dapat mawas diri. Meski sosialisasi prokes bisa dikatakan massif, tapi daya tangkap orang berbeda-beda," jelasnya.
Pristi sendiri memaklumi pentingnya sekolah tatap muka, terlebih pembelajaran online menimbulkan kendala tentang sejauh mana murid dapat memahami bahan ajar yang diberikan guru.
"Saya menyambut positif diberlakukannya sekolah offline kembali, mengingat banyaknya permasalahan yang timbul akibat sekolah online diantaranya; siswa merasa tidak bisa menangkap ilmu dari guru, pelajaran sulit dipahami, tugas banyak shingga menimbulkan depresi bagi siswa. Tapi bila nanti sekolah tatap muka digelar secara massif, pendekatan dari kesehatan memang perlu menjadi perhatian serius," tukasnya.
Adapun sekolah tatap muka telah digelar di sejumlah SMP yang ada di Pekanbaru pada Senin (16/11). Meski begitu ada sejumlah pembatasan yang diberlakukan,seperti jam belajar siswa yang hanya 3 jam, kantin yang tidak diizinkan buka, hingga kehadiran yang dibatasi untuk 50% siswa dalam satu kelas.