Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo meminta masyarakat untuk tidak terus meratapi krisis yang terjadi akibat Pandemi Covid-19 yang berlangsung 8 bulan belakangan. Sebaliknya, Presiden mendorong agar seluruh masyarakat bisa memanfaatkan krisis pandemi ini sebagai batu pijakan dalam bertransformasi menghasilkan lompatan kemajuan.
Pandemi, justru dimaknai Jokowi sebagai sebuah kesempatan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia, di kala banyak negara maju pun mengalami kemunduran akibat pandemi. Kesempatan untuk membenahi berbagai persoalan fundamental dan mengeksekusi strategi perkembangan ekonomi digital menjadi salah satu yang bisa dikejar saat pandemi ini.
“Potensi pasar Indonesia tumbuh dengan sangat menjanjikan. Penetrasi pasar internet tiap tahun semakin meningkat sangat signifikan. Infrastruktur digital pun telah dibangun menjangkau seluruh pelosok negeri. Saya yakin ekonomi digital akan bisa menciptakan lebih banyak lapangan kerja baru,” ujar Jokowi dalam memberikan sambutan di Giat Google For Indonesia secara daring, Rabu (18/11).
Sektor Usaha Mikro Kecil Menangah (UMKM) pun diakui Jokowi menjadi salah satu sektor yang potensial untuk dikembangkan melalui transformasi ekonomi digital. Saat ini, ada 64 juta UMKM yang hadir di tanah air, namun baru 8 juta atau 13 persen saja yang terintegrasi dengan teknologi digital.
“Jika seluruhnya terintegrasi dengan teknologi digital, pertumbuhannya pun akan semakin besar,” papar Jokowi.
Kepala Negara percaya bahwa ekonomi di vital di dalam negeri bisa bertubuh dengan cepat, jika didukung ekosistem usaha yang kondusif. Untuk mendukung hal tersebut, Presiden mengaku telah melakukan transformasi regulasi secara masif, melalui Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja.
“Dengan UU Ciptaker, UMKM akan lebih mudah membuka usaha baru. Regulasi yang rumit menjadi lebih sederhana, proses perijinan pun diintegrasikan dibuat simpel dan transparan dengan bantuan teknologi. Perbaikan ekosistem usaha pun akan terus dilakukan, bukan hanya dalam penyederhanaan perijinan, tapi juga akses pada pembiayaan,” jelasnya.
Percepatan ekonomi digital pun, sambung Presiden, membutuhkan sokongan lebih banyak dari talenta-talenta digital. Jokowi berpesan agar pemunculan talenta-telantar digital dapat diakselerasi ke depan.
“Kita perlu software developer, product designer, dan kita juga perlu dukungan konten kreator. Pengembangan SDM digital tidak bisa kita tunda-tunda lagi,” ujarnya.