Padang, Gatra.com - Gempa 6,0 skala richter (SR) cukup keras menghentak sejumlah wilayah Sumatera Barat (Sumbar) dan sekitarnya. Pakar gempa bahkan menyebutkan goncangan yang berpusat di Tuapejat itu persis berada di Megathrust Mentawai.
Diketahui, Megathrust Mentawai memiliki dua segmen, yakni Siberut dan Sipora Pagai. Sementara gempa yang terjadi pada Selasa (17/11) sekitar pukul 08.44 WIB tersebut, diduga bisa terjadi di segmen Sipora Pagai atau di perbatasan kedua segmen itu.
"Kalau terjadi di segmen Sipora Pagai, tidak perlu dikhawatirkan karena periode ulang gempa besarnya sudah terjadi," kata Pakar Gempa dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Badrul Mustafa, Rabu (18/11).
Lebih lanjut Badrul menjelaskan, gempa pada segmen Sipora Pagai telah berakhir pada 25 Oktober 2010 lalu dengan episentrum Pagai Barat Daya Selatan yang menimbulkan tsunami. Jika terjadi di segmen Siberut bisa menjadi persoalan karena menyimpan banyak energi.
Pakar gempa ini lebih jauh menyampaikan, segmen Siberut maksimalnya yang keluar baru sepertiga dari gempa-gempa yang terjadi sejak 10 April 2005. Lalu dilanjutkan dengan gempa pada 30 September 2009 dengan kekuatan 7,6 SR yang diduga terjadi pada segmen Siberut bagian timur arah Kota Padang.
Dengan begitu, kata Badrul, energi gempa berkekuatan 8,8 atau 8,9 SR bahkan lebih bisa terjadi. Hanya saja, hingga saat ini belum bisa diprediksi waktunya akan terjadi. Dalam artian, mulai sejak tahun 2000 energinya bisa keluar, bisa dalam waktu dekat, atau paling lama kira-kira 50 tahun lagi.
Kendati begitu, ia mengaku tidak mengetahui energi yang dihasilkan dikeluarkan sekaligus. Pasalnya, segmen Sipora Pagai bisa pula mencicil empat kali. Lalu bisa saja dipecahkan sepuluh atau seratus. Bahkan, semakin banyak pecahan gempa yang terjadi dinilai semakin bagus dibanding sekaligus.
"Tapi tidak seorang pun yang tahu berapa kali pecahannya. Namun yang paling penting, kita tetap waspada. Tingkatkan kesiapsiagaan merespons gempa dan tsunami, sehingga bisa meminimalisir risiko terburuk," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai juga telah melakukan pengecekan dampak kerusakan pascagempa 6.0 SR. Hasilnya tidak ada bangunan yang rusak dan tidak ada pula korban jiwa akibat gempa yang berpusat di Tuapejat dengan kedalaman 10 KM itu.