Cilacap, Gatra.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menyiapkan tempat pengungsian lebih banyak dari biasanya saat bencana banjir yang melanda belasan desa di tujuh kecamatan.
Kepala Pelaksana Harian (Lakhar) BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan, langkah ini dilakukan untuk menghindari munculnya klaster Covid-19 di pengungsian. Karenanya BPBD menyiapkan tempat pengungsian lebih banyak dari kondisi normal agar persebaran pengungsi lebih merata dan tidak terjadi overload di pengungsian.
Menurut dia, Jika biasanya pengungsian hanya menggunakan fasilitas umum, kini BPBD bekerja sama dengan pihak lainnya menggandeng masyarakat di wilayah yang tak terendam untuk menampung pengungsi.
“Ada yang di balai desa, ada juga yang di rumah-rumah warga,” ucapnya.
Dia menjelaskan, mengevaluasi penanganan banjir pada awal November lalu, BPBD sempat kesulitan untuk menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Pasalnya, banyak warga yang menolak dipisah dari keluarga besarnya, atau kelompok tetangganya.
Akibatnya, di pengungsian terjadi overload jumlah lebih dari 50 persen kapasitas. “Alhamdulillah pengungsian kemarin tidak ada penularan Covid-19 atau klaster pengungsian,” ujarnya.
Komara mengemukakan, masih ada kemungkinan genangan banjir bertambah tinggi. Pasalnya, curah hujan masih tinggi seturut munculnya fenomena La Nina.
Di sisi lain, BPBD juga mulai mendistribusikan bantuan logistik untuk pengungsi. Salah satunya yakni, bahan makanan. Sementara ini, BPBD belum mendirikan dapur umum lantaran jumlah pengungsi belum sebanyak banjir pertama awal November lalu.
“Kebutuhan mendesak, selimut, tikar, perlengkapan balita, susu balita dan permakanan,” ucapnya.
Diketahui, hujan deras yang terjadi di Jawa Tengah bagian barat selatan memicu banjir dan longsor di sejumlah kabupaten. Salah satunya di Kabupaten Cilacap. Di wilayah ini, sebanyak tujuh kecamatan terdampak banjir. Longsor juga dilaporkan terjadi di dua kecamatan.