Home Ekonomi Paceklik Wabah, Angka Gadai Melonjak Rp10 Miliar

Paceklik Wabah, Angka Gadai Melonjak Rp10 Miliar

Karanganyar, Gatra.com- PT Pegadaian (Persero) Area Surakarta mencatat kenaikan gadai selama delapan bulan terakhir mencapai Rp10 miliar di Kabupaten Karanganyar. Kurun waktu tersebut dihitung sejak awal Pandemi Covid-19 pada Maret 2020 lalu. Paceklik wabah mendorong warga menggadaikan barang miliknya.

Vice President (VP) PT Pegadaian (Persero) Area Surakarta, Ali Mustaat mengatakan hal itu usai menandatangani kerjasama dengan Pemkab Karanganyar di ruang Anthorium rumh dinas bupati, Selasa (17/11).

"Faktornya karena masyarakat memang terdorong untuk menggadaikan barangnya demi memenuhi kebutuhan di masa pandemi. Kemudian, adanya kenaikan standar taksiran logam (STL) emas. Misalnya harganya Rp600 ribu karena ada kenaikan STL menjadi Rp800 ribu. Kita menjemput bola dengan menelepon satu-satu penggadai. Nanti tinggal bisa dibayar selisihnya. Jika dihitung kenaikan gadai selama pandemi Rp7 miliar-Rp10 miliar," katanya kepada wartawan.

Kenaikan gadai selama Pandemi Covid-19 tidak berbanding lurus dengan kredit mikro. Bahkan kredit mikro pegadaian mengalami stagnan. Hal ini disebabkan ekonomi yang lagi seret dialami pelaku UKM.

"Usaha enggak berkembang sehingga kemampuan bayar utangnya tak bagus. Kredit mikro stagnan," katanya.

Meski demikian, Pegadaian tetap memperpanjang program restrukturisasi kredit dimana nasabah dibolehkan menunda pembayaran angsuran pokok maupun bunga.

"Tiga bulan pertama boleh menunda bayar. Kemudian di bulan keempat silakan melanjutkan angsurannya. Namun jika tak mampu, akan dianalisa. Apakah penyebabnya pandemik atau memang sudah enggak mau berusaha lagi. Restrukturisasi ini memasuki tahap kedua," katanya.

Di Karanganyar, angka restrukturisasi kredit di Pegadaian mencapai Rp30 miliar atau setara 50 persen kredit yang ditangani di kantor cabang Karanganyar.

Bupati Karanganyar Juliyatmono merekomendasi penggunan jasa pegadaian dalam mengatasi persoalan finansial. Kini, perusahaan itu lebih profesional dan membuka berbagai produk layanan. Tak hanya gadai namun juga investasi dan transaksi nontunai. Dalam kerjasama dengan pemerintah daerah, ia menanti eksekusinya.

"Kerjasama untuk mengubah sampah menjadi emas sangat dinanti. Ini yang kami maksud peran serta swasta dalam pembangunan daerah," katanya.

92