Home Gaya Hidup Cerita Petugas Pemakaman, Sehari Lima Hingga Tercebur Liang

Cerita Petugas Pemakaman, Sehari Lima Hingga Tercebur Liang

Sukoharjo, Gatra.com- Selain tenaga medis, ada satu pahlawan lagi yang turut berjasa dalam melawan pandemi Covid-19. Yah, mereka adalah driver mobil ambulance sekaligus petugas pemakaman jenazah Covid-19. 

Tak banyak orang yang mau menekuni profesi ini. Apalagi, tugas mereka juga berhubungan langsung dengan pasien ataupun jenazah Covid-19. Mulai dari perasaan was-was, hingga harus bersitegang dengan pihak keluarga, kerap kali menghampiri mereka. Namun, karena atas dasar niatan tulus, hal itu justru menjadi motivasi bagi mereka untuk menjalankan tugas kemanusiaan membantu sesama. 

Salah satu petugas yang biasa terlibat dalam prosesi pemakaman jenazah pasien Covid-19 adalah Estu Tutuko (28), anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo. Pria berusia 28 tahun tersebut merupakan petugas pemakaman jenazah Covid-19. 

Estu menceritakan, sebelum memutuskan untuk bergabung dengan tim pemakaman jenazah Covid-19, ia meminta ijin kepada keluarga, khususnya istri tercinta. "Saat itu tidak langsung mau bergabung, butuh banyak pertimbangan dengan keluarga, orang tua dan istri," ucapnya Senin (16/11).

Setelah mendapatkan ijin dari keluarga, ia pun langsung mengikuti pelatihan pemulasaran jenazah Covid-19 yang diadakan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo serta Rumah Sakit Karyadi Semarang melalui via zoom. Akhirnya pada bulan April 2020 di tempat pemakaman umum (TPU) Kelurahan Jombor, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, menjadi awal pengalamannya mengantar dan memakamkan jenazah Covid-19. 

Estu mengaku, awalnya ia merasa takut, terlebih ia mempunyai seorang anak yang saat itu usianya belum beranjak satu tahun. Maka, setelah proses pemakaman jenazah selesai, ia langsung pulang untuk membersihkan badannya. "Kalau pulang ke rumah langsung lewat pintu belakang, mandi, pakaian langsung dicuci," ujarnya.

Bahkan, efek ketakutannya ini membuat ia harus jaga jarak juga dengan anak semata wayangnya. Hal ini ia lakukan demi menjaga kesehatan buah hatinya. Namun berjalannya waktu, rasa takut itu memudar lantaran sudah mulai terbiasa memakamkan jenazah Covid-19. Kendati demikian, ia tetap memperhatikan protokol kesehatan dan selalu berhati-hati. "Setelah memakamkan 2-3 hari baru berani gendong anak. Kadang tidurnya juga pisah sama anak," ungkapnya.

Estu mengatakan, hingga saat ini lebih dari 100 pemakaman jenazah Covid-19 yang ia tangani. Bahkan belum ada sepekan, dalam sehari ia bersama delapan petugas lainnya memakamkan lima jenazah Covid-19. Para petugas ini diantaranya ada yang memakamkan, menyemprot lokasi dengan desinfektan, menyiapkan plastik, ember, sepatu boat, face shield dan sampah APD.

"Kemarin (Sabtu) untuk Sukoharjo sampai ada 8 kematian kasus Covid-19. Namun yang di makamkan oleh tim sekitar 5 jenazah, karena dari rumah sakit juga mempunyai tim pemakaman jadi kadang dimakamkan oleh rumah sakit itu," katanya.

Selama menjadi petugas pemakaman jenazah Covid-19, ada beberapa kejadian yang ia alami. Seperti sesak nafas karena masker basah dan jatuh ke liang lahat karena face shield mengembun. 

Selain itu, beberapa liang lahat juga kurang besar. Sehingga petugas harus menggali tanah makam. Bahkan, apabila tanahnya berlumpur, maka terpaksa harus menggunakan tangan kosong. 

"Kemarin di wilayah Kecamatan Nguter, saya pernah kecemplung ke liang lahatnya karena face shield mengembun. Lalu saya naik dan minta tolong tim support untuk lap pakai tisu. Tapi kalau burem dan masih keliatan ya dipaksakan tetap mengubur," ungkapnya.

Beruntung, selama proses pemakaman jenazah Covid-19 berlangsung, tidak ada keluarga jenazah atau warga yang keberatan akan tugas mereka. 

Mengingat kasus penambahan pasien positif Covid-19 terus bertambah, Estu mengingatkan kepada masyarakat luas agar tetap menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan, seperti tetap memakai masker, mencuci tangan dan jaga jarak. 

"Tetap jaga kesehatan, patuhi protokol kesehatan, sayangi diri sendiri dan keluarga, jangan sampai menyesal dikemudian hari, saling menjaga dan saling mendukung. Semoga wabah ini segera berakhir," tandasnya.

245