Padang, Gatra.com - Sebanyak 16 komunitas seni pertunjukkan meramaikan pembukaan MTQ Nasional ke-28 yang berlangsung di Sumatera Barat (Sumbar). Semuanya diperagakan seniman dan budayawan dalam merefleksikan nilai-nilai keislaman di Minangkabau.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Gemala Ranti, menjelaskan, pelibatan 16 komunitas seni Sumbar itu melalui karya video art bertajuk "Mantagi Jiwa Islami". Tujuannya agar MTQ Nasional di Sumbar tetap semarak kendati di masa pandemi Covid-19. Tentunya juga sesuai protokol Kesehatan yang dianjurkan.
"Pertunjukkan 16 komunitas ini sudah dimulai dari pra pembukaan sejak 17 Oktober 2020, dan puncaknya pada pembukaan MTQ Nasional tadi malam," kata Gemala, Minggu (15/11).
Gemala menuturkan, pertunjukkan 16 komunitas seni itu sebagai bentuk sosialisasi prapembukaan MTQ Nasional di masa pandemi virus corona, dengan menghadirkan kreativitas baru dan kerja kolaborasi baru. Tentunya dengan melahirkan kolaboratif antarpelaku film dengan pelaku seni lainnya.
Menurutnya, MTQ Nasional ke-28 ini menjadi ajang yang dirindukan masyarakat Sumbar setelah 37 tahun lalu menjadi tuan rumah. Bukan hanya penantian panjang, tapi juga MTQ sebagai bagian dari tradisi masyarakat Islam. Apalagi, warga Minangkabau 100% beragama Islam.
Selain itu, kehidupan penuh nuansa keislaman menjadi bahagian dari tradisi komunal Minangkabau yang dibungkus dalam filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Hal itu dibuktikan di setiap bulan Ramadan, kompetisi pembacaan Al Quran ditemui hingga ke nagari-nagari (desa).
"Prosesnya menyajikan konten yang berbeda, disesuaikan dengan kapasitas grup atau komunitas yang ada. Karyanya didokumentasikan dan diserbarkan ke berbagai media informasi," ujarnya.
Kurator Produksi Video Karya Seni Pertunjukan "Mantagi Jiwa Islami", Mahatma Muhammad, menambahkan, empat komunitas film yang terlibat yakni Visualisme Sarimata, Vyronium, dan Patiak TV. Lalu, 12 komunitas pertunjukkan dibagi menjadi dua, yakni enam tentang tokoh di Sumbar dan enam seni kontemporer.
"Enam tokoh bangsa dari Sumbar yang diperankan itu, yakni Inyiak Canduang, Bung Hatta, Rohana Kudus, Rahma El Yunusiyyah, H Agus Salim, dan Buya Hamka," sebut Mahatma.
Kemudian, enam pertunjukkan seni kontemporer kreasi berbasis tradisi, yang tersebar di kabupaten dan kota yang ada di Sumbar. Keenamnya, yakni Komunitas Seni Intro, Impessa Dance Company, Komunitas Seni Budaya Balingka, Tanmenan Collective Arts Project, Candasuara, dan Teater Imam Bonjol UIN Padang.