Jakarta, Gatra.com - Akademisi Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTI FTUI) Romadhani Ardi berkolaborasi dengan perusahaan rintisan (startup) yang didirikan oleh alumni DTI FTUI KALANANTI dengan sebuah permainan sains interaktif bernama Edubox Produk Kewirausahaan Karton Roll kepada anak-anak yatim.
Permainan ini mampu mengajarkan konsep sains (sains), teknologi (technology), permesinan (teknik), dan matematika (Matematika) atau STEM secara menarik kepada anak-anak.
Menurut Romadhani, kegiatan yang dilaksanakan bersama tim KALANANTI dan mahasiwa FT UI ini sebagai salah satu bagian dari program pengabdian kepada masyarakat (pengmas). Adapun kegiatan ini berlangsung di Yayasan Benih Kebajikan Nusantara (YKBN) Alhasyim, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pekan lalu.
"Sebanyak 40 orang anak asuh di YKBN Al-Hasyim, dengan rentang umur usia sekolah 9-12 tahun, dihitung pada kegiatan edukasi interaktif ini," katanya dalam keterangan resmi Gatra.com pada Sabtu (14/11).
Lebih lanjut Romadhani menjelaskan, kegiatan ini berangkat dari keprihatinan akan dampak negatif yang timbul akibat penggunaan gawai pintar atau smartphone. Selain itu, dengan kegiatan ini pihaknya juga dapat memberikan solusi atas keterbatasan akses dan sarana pendidikan yang kreatif bagi anak-anak di Indonesia, terutama pada anak-anak yatim yang rentan putus sekolah.
Bahkan, penggunaan Edubox dalam proses belajar dapat meningkatkan minat belajar dan kreativitas pada anak.
"Tujuan dari pengmas adalah untuk memperkenalkan metode pembelajaran STEM yang menarik dan efektif bagi anak-anak dengan menggunakan pendekatan desain berpikir," ujar dia
Kami ingin ke depannya anak-anak Indonesia menjadi anak yang kreatif dan mampu berpikir out of the box. Permainan ini terbukti sangat menantang dan menarik, serta mendorong anak-anak untuk belajar membangun sebuah produk. Kami juga menyertakan lembar serta pembelajaran video untuk memudahkan para guru atau orang tua untuk memahami permainan ini dan dapat membantu anak-anak dalam penggunaannya," imbuhnya.
Romadhani bilang, permainan Edubox ini bertemakan kewirausahaan, yang setiap peserta atau pemain memperoleh kotak yang berisi tiga jenis produk. Produk tersebut kemudian dapat ditukar dengan poin yang disebut harga jual. Semakin kompleks dan banyak produk yang dibuat oleh peserta, maka semakin tinggi poin yang didapat.
Setiap kotak dilengkapi dengan material dan produk. Ada tiga jenis pilihan produk dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Semakin sulit produknya, semakin tinggi pula harga jualnya. Peserta bebas untuk membuat produk apapun dari tiga jenis pilihan yang tersedia, sesuai kemampuan dan modal yang ada," terangnya.
Pada akhir permainan, panitia akan menilai berapa nilai jual yang dihasilkan masing-masing kelompok untuk dicari siapa yang bisa menjual produknya dengan harga tertinggi Selanjutnya, peserta dengan hasil terbaik akan mendapatkan hadiah tambahan.
"Dalam pelaksanaannya, Tim Pengmas FTUI menjalankan dengan metode berani dan memikat dengan tetap mematuhi segala protokol kesehatan yang ada. Salah satunya dengan membatasi jumlah tim maupun peserta yang hadir agar pengawasan keamanan dan kesehatan semua pihak," tandasnya.