Magelang, Gatra.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meminta kepada Konsorsium Pendawa Lima, sebagai pengembang Jalan Tol Yogyakarta-Bawen untuk mendesain tunnel di salah satu ruas jalan tol, tepatnya di ruas Ambarawa-Temanggung.

Menurut Basuki, keberadaan tunnel sangat diperlukan di area tersebut agar pembangunan jalan tol baru itu tidak merusak bukit-bukit yang ada di kedua Kabupaten tersebut, terlebih di Temanggung terdapat Bukit Banaran yang terkenal sebagai salah satu objek wisata kebun kopinya.

"Di antara Ambarawa dan Temanggung ada potensi tunnel. Dan itu menjadi perintah saya. Karena saya tidak ingin merusak kawasan Banaran. Banaran itu kopi dan itu adalah kawasan yang sejuk. Di sana ada ratusan meter bukit," kata dia dalam acara Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol, Perjanjian Penjaminan, dan Perjanjian Regres Pada Proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha, Jumat (13/11).

Sementara itu, saat ini pemerintah melalui Konsorsium Pendawa Lima yang terdiri dari PT Jasa Marga (Persero), PT Adhi Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero), PT PP (Persero), dan PT Abipraya (Persero) akan segera melaksanakan pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen. Pembangunan tersebut, rencananya akan dilaksanakan pada Agustus 2021.

"Saya berharap jadwal Agustus [2021] kita akan mulai. Enggak ada ground breaking yang penting jadi, jadi sudah enggak ada seremonial-seremonial kaya ini, kalau mau mulai, mulai. Nanti kita tinjau sudah jalan atau belum tapi tidak harus dengan ground breaking," imbuh dia.

Sebagai informasi, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp14,26 triliun. Dengan demikian, ruas tol yang melintasi dua provinsi itu dapat menghasilkan internal rate of return (IRR) hingga 12,48%.

Adapun Jalan Tol yang bakal menyambungkan daerah Jogja-Solo-Semarang (Joglosemar) itu akan membentang sejauh 75,82 km. Jalan tol sepanjang 67,05 km akan melintasi wilayah Jawa Tengah dan 8,77 km akan melintasi wilayah DIY.