Home Kebencanaan BPPTKG: Biarkan Merapi Memberikan Berkahnya

BPPTKG: Biarkan Merapi Memberikan Berkahnya

Yogyakarta, Gatra.com – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta meminta agar aktivitas penambangan di sungai berhulu Gunung Merapi dihentikan sementara. Erupsi Merapi dinilai sebagai bencana sekaligus berkah.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengingatkan penambang pasir di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III untuk menyetop aktivitasnya. “Penambangan di KRB III risikonya sangat tinggi. Ketika terjadi sesuatu, sulit untuk menghindar,” kata Hanik dalam konferensi pers virtual, Jumat (12/11) petang.

Menurut Hanik, erupsi Merapi bisa menimbulkan bencana. Namun di sisi lain momen itu juga ditunggu-tunggu.

“Biarkan Merapi akan memberi berkah kembali ke teman-teman semua yang sedang melakukan penambangan. Di lain sisi, ada yang menunggu, sehingga kita harus bersama-sama (menghadapinya),” ucap Hanik.

Seiring peningkatan aktivitas vulkanik Merapi, BPPTKG pun menaikkan status dari level II ‘Waspada’ menjadi level III ‘Siaga’ pada 5 November lalu. “Kenaikan (status) ini berdasarkan data-data yang ada, baik itu seismik, deformasi, dan beberapa hal lain,” katanya.

Menurut Hanik, data-data itu sampai saat ini masih menunjukkan akvititas vulkanik yang tinggi. “Saat ini kondisinya stabil, tapi stabil tinggi,” katanya.

Sejak berstatus 'Siaga', guguran material terjadi beberapa kali dengan jarak sejauh satu hingga tiga kilometer. Guguran tersebut mengarah ke arah kawah juga ke barat dan barat laut. “Ini mengindikasikan ada desakan magma dari dalam. Sehingga material di puncak sekitar kawah tidak stabil,” katanya.

Hanik mengatakan guguran itu sisa material dari erupsi lama. Adapun lava atau kubah lava baru hingga kini belum muncul. “Kita tunggu kemunculannya,” katanya.

Menurutnya, ancaman bencana Merapi masih berupa guguran lava, lontaran material, dan awan panas hingga sejauh lima kilometer. “Potensinya kemungkinan (letusan) efusif disertai eksplosif,” ucapnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta, Biwara Yuswantana, menyatakan warga di daerah potensi terdampak erupsi telah dievakuasi. Sebanyak 196 orang dari Dusun Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, kini mengungsi di barak Balai Kelurahan Glagaharjo.

BPBD DIY juga telah mendata warga yang tinggal di dekat lereng Merapi, seperti di Kecamatan Ngemplak dan Pakem. “Di sektor tengah dan barat mulai diadakan persiapan seperti pendataan. Persiapan barak pengungsian juga dilakukan,” ucapnya.

230