Home Olahraga Kakak Kandung Bambang Pamungkas Ternyata Guru Inovatif

Kakak Kandung Bambang Pamungkas Ternyata Guru Inovatif

Banyumas, Gatra.com – Siapa tak kenal pesepakbola nasional, Bambang Pamungkas. Ya, striker andalan tim nasional lebih dari satu dasawarsa. Ia juga sempat didapuk menjadi kapten Timnas Indonesia.

Ternyata, kakak kandung pesebakbola yang dikenal dengan panggilan Bepe itu, Tri Agus Prasetyo adalah seorang guru inovatif. Pada masa pandemi Covid-19 ini, Tri Agus didapuk menjadi narasumber dalam Pelatihan Inovasi Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19 yang bertempat di Gedung PGRI Kabupaten Banjarnegara. Acara ini diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) PJOK SD Kabupaten Banjarnegara.

Pekan ini, Tri Agus melatih sebanyak 35 orang guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) jenjang SD se-Kabupaten Banjarnegara dalam Pelatihan Inovasi Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19 yang bertempat di Gedung PGRI Kabupaten Banjarnegara. Tri Agus Prasetijo merupakan guru Inspiratif versi P4TK Penjas dan BK tahun lalu.

"Saya sangat bersyukur bisa bertemu dengan peserta untuk belajar dan berbagi. Guru PJOK jangan sampai ketinggalan dengan perkembangan pendidikan yang sangat dinamis, harus memahami 4C yang merupakan keterampilan abad 21", ujar Tri yang juga Narasumber Nasional P4TK Penjas dan BK,” katanya, dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (13/11).

Dalam materinya, Tri Agus Prasetyo mengatakan bahwa guru PJOK harus mampu menyesuaikan dengan kondisi saat ini, dan harus mampu menyajikan pembelajaran PJOK yang menarik dan aman bagi kesehatan siswa. Kegiatan pelatihan ini nantinya akan menjadi modal yang amat berharga dan akan disebarluaskan di 20 kecamatan secara serentak.

Sementara, Ketua KKG PJOK SD Slamet Sugiyanto mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk melatih dan mengasah inovasi pembelajaran di Masa Pandemi. "Saya harap seluruh peserta mau dan mampu menghadapi kondisi seperti sekarang, dengan cara berinovasi dalam pembelajaran PJOK. Kami hadirkan Mas Agus, agar dapat menginspirasi peserta,” ujar Slamet.

Salah satu peserta Imam Santosa mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat baginya. "Dengan pelatihan semacam ini saya merasa guru PJOK menjadi tidak kalah dan ketinggalan dari guru lainnya, karena selama ini guru PJOK selalu dipersepsikan hanya modal fisik saja,” kata Imam.

803