Sleman, Gatra.com – Kebutuhan makanan untuk pengungsi bencana Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, diberikan melalui nasi bungkus, bukan secara prasmanan. Selain lebih efisien karena pengungsi makin banyak, pembagian nasi bungkus juga sesuai protokol kesehatan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Joko Supriyanto mengatakan pembagian nasi bungkus demi mencegah kerumunan dan lebih efisien. “Kalau prasmanan, (terancam) Covid-19 nanti. Kan juga lebih efisien, tidak perlu mencuci piring,” kata Joko, Kamis (12/11).
Apalagi, menurut Joko, jumlah pengungsi terus bertambah. Pada Minggu (8/11), jumlahnya 128 orang, namun saat ini menjadi 203 orang. Para pengungsi ini kelompok rentan, seperti lansia dan ibu hamil, dari Kalitengah Lor, Kelurahan Glagaharjo, Cangkringan. “Ya jumlahnya bertambah menjadi 203 orang,” katanya.
BPBD Sleman pun menyiapkan tambahan barak. Sedikitnya 35 barak milik BPBD dan pemerintah desa disiagakan sebagai mitigasi bencana Merapi. “Ya nanti bertahap barak yang disiapkan. Dari timur dulu, baru ke barat,” ucapnya.
Joko mengatakan, sebagai upaya mencegah Covid-19 mewabah di barak pengungsian, relawan pun diskrining. Mereka didata sesuai keahliannya di posko utama di Pakem kemudian menjalani tes cepat Covid-19 sebelum ditugaskan di barak.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo menambahkan sedikitnya 44 relawan telah mengikuti tes cepat. Hasilnya satu orang reaktif Covid-19, sehingga menjalani tes usap PCR. “Hasil swab sudah keluar, hasilnya negatif. Jadi yang bersangkutan boleh aktivitas di barak pengungsian,” ucapnya.