Semarang, Gatra.com - Politeknik Maritim Negeri (Polimarin) Semarang merealisasikan match and link antara dunia pendidikan dan dunia industri, dengan merangkul beberapa perusahaan pelayaran yang ada di Jawa Timur. Perusahaan yang digandeng adalah Pelindo III, PT. Meratus Line area Jawa Timur, PT. SPILL (Salam Pacific Indonesia Lines) serta PT. Tanto Line Surabaya.
Kaprodi D3 Nautika, Widar Bayu mengatakan, Polimarin realisasikan program penguatan humas kemitraan PTV dan IDUKA dengan melakukan kerjasama di beberapa perusahaan pelayaran dan kepelabuhanan. "Program penguatan humas kemitraan PTV dan IDUKA yang diluncurkan Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (MITRASDUDI), dilaksanakan oleh Polimarin dengan melakukan diskusi dan sharing best practice dengan beberapa industri kemaritiman yang bergerak pada bisnis pelayaran dan kepelabuhanan," katanya, melalui keterangan tertulis yang diterima Gatra.com Semarang, Kamis (21/11).
Dia menyebutkan, kegiatan ini merupakan realisasi upaya meningkatkan standart kompetensi lulusan PTV, Polimarin dengan melibatkan industri sehingga diharapkan kompetensi lulusan memenuhi kriteria kebutuhan industri.
Senior Manager Pelayanan Kapal Pelindo III, Johanes Wahyu menyatakan, sekolah pelayaran memiliki kesempatan besar untuk mendapatkan pekerjaan dan juga mengelola perusahaan pelayaran karena sudah tertuang dalam undang-undang dengan adanya ijazah yang liniear dan juga memiliki sertifikat kompetensi baik pelaut maupun tatalaksana pelayaran.
"Yang menjadi sorotan selain hard skill adalah soft skill. Soft skill yang harus dimiliki oleh para kadet adalah attitude atau akhlak, team work dan integritas memang menjadi nomor satu. Karena ada beberapa kadet yang melakukan praktek kerja belum matang untuk terjun di dunia kerja," tutur Wahyu.
Wahyu menambahkan, agar sinergi antara dunia pendidikan dan dunia kerja khususnya di bidang pelayanan makin baik, perlu ada praktisi dari pelayanan yang dilibatkan dalam proses mengajar dan juga pengembangan silabus di kampus agar para kadet tidak hanya memperoleh ilmu teori. "Dari sinergitas tersebut, para praktisi juga dapat memberikan peluang bekerja bagi para mahasiswanya, sehingga timbul adanya simbiosis mutualisme yang mendatangkan manfaat," imbuhnya.
Divisi Crewing PT. Tanto Line Surabaya, Capt. Koko Tridjoko menyebutkan, banyak sekali kadet yang ingin bergabung di perusahaan pelayaran untuk melaksankan praktek laut namun banyak juga yang memiliki “mental tempe”. Seharusnya kata dia, para kadet memiliki rasa bangga dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menimba ilmu, ketika diberi kesempatan untuk “on board”.
"Bila perusahaan memberikan waktu 10 bulan untuk praktik maka para taruna harus mematuhi bukannya “resign” sebelum waktu yang telah ditentukan karena itu akan mempengaruhi," ujarnya.
Senada disampaikan oleh Capt. Nur Basuki Manager Operasional PT SPIL (Salam Pacific Indonesia Lines). Dia mengaku, saat ini banyak pelaut Indonesia yang kurang menguasai bahasa Inggris, terbukti bahwa keterserapan di dunia industri kalah dengan Philipina dan Vietnam. “Jika perlu taruna yang akan lulus diwajibkan untuk memiliki skor TOEFL yang bagus agar mudah terserap di dunia kerja” imbuhnya.
Menurutnya produk lulusan sekarang berbeda dengan lulusan jaman dahulu yang jauh lebih bertanggung jawab. Sementara itu dalam kunjungannya ke Jawa Timur dua taruna Polimarin juga turut mengunjungi kapal Alegre III dari Amerika yang sandar di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Mereka bertemu dengan Kapten kapal berkebangsaan Ukraina, Gorelkin Anatoliy, dan saling bertukar ilmu dengan mengunjungi di beberapa bagian kapal.