Jakarta, Gatra.com - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar DKI Jakarta memastikan jika suara pemilih pemula dalam gelaran pilkada dan pemilu serentak. Oleh sebab itu, Golkar serius berusaha menggaet suara pemilih pemula.
Sekretaris DPD Partai Golkar DKI Jakarta, Firlie Ganinduto mengungkapkan, banyak cara yang dilakukan Golkar untuk bisa mengambil hati generasi muda, salah satunya dengan memberikan pelatihan kepada kadernya melalui kegiatan pendidikan politik yang digelar di Kantor DPD Golkar Jakarta, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (11/11).
Dalam pendidikan politik edisi ke-12 ini, (AMPG) Golkar Jakarta, yakni sayap partai yang didominasi kader generasi muda mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan materi penting. Firlie menilai mereka jadi prioritas utama, karena menjadi motor terdepan yang menjadi penyambung lidah partai di akar rumput.
Mereka dibekali beberapa materi penting dalam meningkatkan branding dan awareness partai dengan meningkatkan aktivitas berbasis digital, termasuk melalui media sosial guna menggaet pemilih pemula. Maklum, kelompok usia generasi milenial masuk dalam pengguna berat media sosial dalam setiap aktivitasnya.
"Selain pengguna berat media sosial, karakter generasi milenial (pemilih muda) lebih memilih telepon seluler di banding televisi. Mereka lebih tertarik melihat gambar ataupun video dan kurang suka membaca secara konvensional. Hal tersebut membuat Golkar berusaha diterima melalui media sosial," kata pria yang menjadi Ketua Penyelenggara Pendidikan Politik ini.
Karakter-karakter ini mendorong Golkar serius menggarap media sosial, karena dianggap lebih efektif digunakan untuk menggaet pemilih muda dibandingkan jenis media yang lain. Terlebih, Indonesia saat ini tengah mengalami era bonus demografi, di mana hal itu bisa dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Golkar.
"Pendidikan politik dengan materi digital awareness ini memang sengaja diberikan untuk kader muda. Mereka bakal jadi tonggak untuk menggaet pemilih pemula. Itu jadi modal awal agar Golkar diminati generasi muda. Apalagi kita ingin memenangkan Pemilu dan Bang Zaki (Ahmed Zaki Iskandar) di Pilgub DKI mendatang. Ini masih awal dan akan terus berlangsung," ujar Firlie.
Salah satu pengisi materi, Arlian Buana, yang merupakan Marketing Research Binokular, mengatakan kepada para peserta jika medias sosial punya pengaruh yang dalam menggiring opini publik. Terlerbih, derasnya hujan informasi membuat orang-orang lebih cepat mengetahui berbagai isu melalui gawainya.
"Memulai mengelola media sosial sebenarnya sangat sederhana, mulainya dari hal yang receh, hal ringan, tetapi konsisten dan ini kalau dilakukan oleh kader AMPI secara kompak, hasilnya akan baik untuk persepsi publik di pemilu," beber Arlian.
Sedikit berbeda dibanding sebelumnya, kegiatan kali ini digelar dengan menjalankan protokol kesehatan yang lebih ketat. Selain jumlah peserta yang dibatasi dan membaginya ke dalam dua sesi, peserta juga telah menjalani rapid tes dan assessment tracking COVID-19 sebelum terlibat dalam pendidikan politik kali ini.
Selain itu, peserta juga terus diberi pembekalan penting terkait protokol kesehatan untuk masyarakat di tengah pandemik, termasuk mengkampanyekan penggunaan masker. Mereka kembali meminta peserta tetap disiplin menerapkan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Dalam 20 kali gelarannya, pendidikan politik sendiri rencananya bakal melibatkan 2 ribu peserta, mulai dari kader, pimpinan kecamatan dan kelurahan, ormas sayap partai, masyarakat umum sampai mahasiswa. Mereka akan secara bergantian menjadi peserta dalam kegiatan yang dihelat di Kantor DPD Golkar Jakarta yang ikonik, karena mengusung bangunan modern dan konsep kantor partai ramah publik.
Pendidikan politik ini memang jadi program berkala yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas diri kader Partai Golkar. Tak hanya kader atau ormas sayap partai saja, mereka juga bakal memberikan pendidikan politik kepada masyarakat umum sebagai bentuk tanggung jawab dan menjalankan amanat UUD 1945 Partai Golkar kepada masyarakat.