Pekanbaru, Gatra.com - Kepala Bidang Fasilitas Kantor Wilayah Dirjen Bea Cukai (DJBC) Provinsi Riau, Hartono, mengatakan pihaknya sedang mengantisipasi perubahan pola logistik di Provinsi Riau menyusul rampungnya tol Pekanbaru-Dumai.
Hartono mengatakan dalam waktu dekat pihaknya belum melihat adanya perubahan arus logistik secara signifikan di Provinsi Riau.
"Dalam waktu dekat peta logistik di Riau belum begitu berubah sehubungan tol Pekanbaru-Dumai. Tapi dalam jangka panjang petanya bisa berubah, Pelabuhan Dumai bakal makin sibuk," ungkapnya di Pekanbaru, Kamis (11/11).
Selama ini pelabuhan ekspor impor Riau terbagi antara Pelabuhan Dumai dan Pelabuhan Perawang. Hanya saja karakteristik pelabuhan Perawang yang berada di pinggiran Sungai Siak terkendala oleh kedalaman sungai,yang membuat kapal-kapal besar tidak leluasa menuju Perawang, Kabupaten Siak.
"Sementara Pelindo di Dumai kabarnya bakal membangun terminal kontainer baru. Disisi lain Pelabuhan Dumai memiliki kedalaman memadai, bisa terjadi pegeseran dari Perawang ke Dumai," tukasnya.
Diketahui, hingga Juli 2020, Pelabuhan Dumai melayani bongkar muat peti kemas sebanyak 8.524 box. Capaian itu meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar 5.754 box.
Sedangkan pada Juli 2020 Pelabuhan Perawang melayani bongkar muat peti kemas sebanyak 48.177 box, naik 4,4 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar 46.104 box.
Bagi DJBC Riau, kesibukan logistik akan turut mempengaruhi pendapatan dari komponen bea cukai.Pada tahun 2019 DJBC Riau mencatat realisasi bea cukai sebesar Rp279.703,03 .Sedangkan hingga kuartal ketiga tahun 2020,realisasi bea cukai mencapai Rp319. 244,93,