Home Internasional Trump Ajukan Gugatan Pemilu Baru, Biden: Memalukan!

Trump Ajukan Gugatan Pemilu Baru, Biden: Memalukan!

Arlington, Gatra.com- Jika Indonesia memperingati Hari Pahlawan 10 November, Amerika memperingati Hari Veteran 11 November. Pada Rabu yang basah tersapu hujan, Presiden AS Donald Trump meletakkan karangan bunga seremonial di pemakaman Arlington untuk memperingati Hari Veteran Amerika Serikat ketika kontes pemilihannya pada 3 November semakin kacau.

Presiden menghindari berbicara dengan wartawan tetapi terus men-tweet-nya, mengklaim "gunung korupsi & ketidakjujuran" dalam pemilihan AS meskipun kurang bukti. Terlepas dari klaim 'kecurangan' Trump, validitas pemilu tetap utuh. Aljazeera, 11/11.

Presiden terpilih Joe Biden meletakkan karangan bunga sendiri di sebuah tugu peringatan di Philadelphia, Pennsylvania. Dia juga bertemu secara tertutup di Wilmington, Delaware, dengan tim transisinya saat dia bersiap untuk menunjuk calon pembantu Gedung Putih dan pejabat Kabinet di masa depan.

Ajudan Biden dan penasihat kampanye Ron Klain dilaporkan siap menjadi kepala staf Gedung Putih.

Berbicara "dengan bijaksana" kepada wartawan Selasa, Biden mengatakan kegagalan Trump untuk mengakui pemilihan, mengingat hasil yang jelas, adalah "memalukan" dan akan berdampak buruk pada "warisan" Trump.

Kampanye Trump mengajukan gugatan baru di pengadilan federal di Michigan, menuduh adanya ketidakberesan di kota Detroit yang sangat demokratis dan meminta hakim untuk menunda sertifikasi pemungutan suara.

Biden memenangkan Michigan dengan lebih dari 148.000 suara, menambahkan 16 suara dari Electoral College di negara bagian itu ke total kemenangannya 290 sejauh ini. Butuh 270 suara elektoral untuk menjadi presiden.

Seorang pengacara top yang mewakili Demokrat dalam tuntutan hukum pemilihan Trump memperkirakan di Twitter, klaim terbaru presiden tersebut akan gagal.

Kampanye Trump mengajukan gugatan serupa di pengadilan federal di Pennsylvania kemarin, menantang hasil pemilihan presiden di kabupaten Demokrat dan meminta hakim untuk melarang sertifikasi hasil.

Trump berencana untuk secara resmi meminta penghitungan ulang di Wisconsin minggu depan, kata seorang pejabat negara.

Di Georgia, di mana Biden memimpin dengan 14.000 suara dari lima juta suara, Menteri Luar Negeri Brad Raffensperger mengumumkan bahwa negara bagian akan melakukan penghitungan ulang dengan tangan dan audit acak atas surat suara.

“Ini akan membantu membangun kepercayaan diri. Ini akan menjadi audit, penghitungan ulang dan penarikan kembali sekaligus,” kata Raffensperger pada konferensi pers Rabu.

Tetapi kecuali hasil berubah di Midwest, penghitungan ulang Georgia tidak akan mempengaruhi hasil pemilihan presiden. Ini bisa mempengaruhi apakah Partai Republik atau Demokrat mengontrol Senat AS yang akan berdampak besar pada kepresidenan Biden.

Trump memenangkan negara bagian Alaska dengan mengambil tiga suara elektoral seperti yang diharapkan, The Associated Press melaporkan. Negara bagaian itu memang biasanya mendukung Partai Republik.

Pejabat pemilu Partai Republik dan Demokrat di 45 negara bagian AS mengatakan kepada The New York Times bahwa tidak ada bukti kecurangan atau penyimpangan yang meluas, lapor surat kabar itu.

Sebagian besar Partai Republik di Kongres terus setidaknya secara terbuka mendukung klaim Trump tentang pemilu. Beberapa memberanikan diri mengatakan Biden kemungkinan besar adalah pemenangnya.

"Kami berada di jalur, sepertinya Joe Biden akan menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya," kata Senator AS Pennsylvania Pat Toomey kepada pewawancara televisi di Pittsburgh.

243