Jakarta, Gatra.com - Wakil Menteri Desa, Pembangunan daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi, mengatakan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di desa tak bisa dilepaskan dari penguatan ekonomi.
"Pemberdayaan perempuan di sini harus dimaknai bukan hanya secara sosial tapi terutama adalah penguatan ekonomi," katanya saat menyapaikan pidato penutupan Seminar dan Deklarasi Gerakan Peningkatan Keterlibatan Perempuan Melalui Desa Ramah Perempuan di Jakarta, Rabu (11/11).
Budi Arie menyampaikan, perempuan di desa harus menjadi motor penggerak ekonomi yang akan mengarah pada perlindungan anak dan keluarga. Kemajuan teknologi membuka peluang yang luas bagi perempuan di desa untuk berbisnis dengan tetap mengurus keluarga di rumah.
Kemendes PDTT, lanjut Budi Arie, dala keterangan pers, telah menginisiasi Program Desa Digital dan Desa Wisata yang bersandar pada kekuatan digitalisasi untuk memajukan perekonomian desa.
Dia kemudian mengutip pernyataan tokoh dan mantan Presiden Tanzania, Yulius Nyirere, tentang pentingnya peran perempuan. "Mendidik seorang laki-laki adalah mendidik seseorang. Tapi mendidik seorang perempuan adalah mendidik sebuah bangsa," katanya kemudian disambut tepuk tangan para hadirin.
Program Desa Ramah Perempuan adalah upaya Kemendes PDTT dalam mewujudkan desa yang ramah terhadap perempuan sesuai dengan tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) di desa.