Partai Komunis Cina merilis peta jalan menjadi negara maju dalam 15 tahun ke depan. Beijing mengedepankan teknologi untuk mengubah negara dengan 1,4 miliar penduduk menjadi pemimpin inovasi global.
Lima belas tahun mendatang, separuh mobil baru di Cina ditargetkan tidak menggunakan mesin konvensional. Nanti, mobil-mobil bensin diganti mobil hibrida dan mobil listrik, seperti tercantum dalam dokumen bertajuk Technology Roadmap for Energy Saving and New Energy Vehicles 2.0 yang diterbitkan China Society of Automotive Engineer. Dokumen itu menjadi peta jalan termutakhir menuju industri mobil Cina masa depan yang mengandalkan energi terbarukan.
Dalam dokumen itu juga disebutkan industri otomotif pada 2035 akan mewujudkan transformasi elektrifikasi, teknologi koneksi antarmobil sudah matang sehingga mobil bisa saling berkomunikasi tanpa melibatkan penggunanya, dan rantai produksi yang aman, efisien, serta terkendali akan terbentuk. Pada 2035, menurut peta jalan tersebut, penjualan mobil listrik akan menyumbang 95% dari total penjualan tahunan.
Dari 2030-2035, mobil berteknologi hidrogen akan makin luas dan jumlah mobil jenis ini akan mencapai sekitar satu juta unit. Mobil swakemudi akan dipasarkan secara luas mulai 2025 dan akan banyak ditemui di jalan tol mulai 2030. Pada 2035 mobil jenis ini diharapkan sudah bisa beroperasi di jalur yang sama dengan mobil konvensional.
Dalam hal teknologi baterai, peta jalan ini menyebutkan pada 2035, industri ini harus memimpin di dunia dan rantai industri baterai yang komplet, independen, dan terkontrol akan terwujud. Pada tahun yang sama, jumlah tiang slow charging akan mencapai lebih dari 150 juta, baik swasta maupun publik. Adapun titik fast charging akan mencapai 1,46 juta unit yang melayani lebih dari 150 juta mobil. Pada saat itu, industri battery swapping akan digunakan secara meluas di industri layanan mobilitas urban, termasuk taksi dan online car-hailing.
Peta jalan ini ditetapkan seiring ambisi China untuk menjadi pemimpin global dalam inovasi teknologi pada 2035. Pada saat itu, Cina yang sekarang menjadi kekuatan ekonomi kedua terbesar di dunia, akan menjadi negara makmur dan pemimpim inovasi dunia.
Peta jalan menuju kemakmuran 2035 itu, disusun pada sidang pleno kelima Komite Sentral Partai Komunis China, pada akhir Oktober lalu. Komite Sentral yang terdiri lebih dari 200 anggota juga menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun 2020-2025. Komite Sentral adalah lembaga policy maker paling penting di negara komunis terbesar di dunia itu. Keputusan sidang itu nantinya menjadi arahan bagi pemerintah untuk melaksanakan pembangunan.
Dalam pengantar penjelasannya, Presiden Cina Xi Jinping optimistis peta jalan itu bisa meningkatkan pendapatan per kapita rakyatnya setara negara maju pada 2035. Tahun lalu, produk domestik bruto per kapita Cina mencapai US$10.261 menurut Bank Dunia.
Selanjutnya, Xi mengatakan Komite Sentral Partai Komunis Cina akan mengevaluasi target pembangunan pada paruh pertama 2021 sebelum secara resmi mengumumkan pencapaian kemakmuran moderat seluruh masyarakat. "Cina memiliki populasi 1,4 miliar dengan PDB per kapita di atas US$10.000, dan China adalah pasar konsumen terbesar serta paling menjanjikan di dunia dengan ruang besar untuk pertumbuhan di masa depan," tuturnya.
***
Untuk mengubah negara dengan 1,4 miliar penduduk menjadi pemimpin inovasi global dalam 15 tahun, China menempatkan teknologi menjadi panglima dan lokomotif utama pembangunan.
Beberapa industri strategis yang akan didorong untuk pengembangan lebih jauh, termasuk teknologi informasi generasi baru, bioteknologi, energi baru, material-material baru/komposit, gawai canggih, kendaraan dengan energi baru, perlindungan lingkungan, industri peralatan dirgantara, dan maritim. Cina bertekad mandiri dalam penguasaan teknologi-teknologi modern itu.
"Di satu sisi, kami akan meningkatkan kemampuan kami dalam inovasi independen karena teknologi kunci dan inti tidak dapat dibeli," kata Menteri Sains dan Teknologi Cina, Wang Zhigang, pada konferensi pers 30 Oktober lalu.
"Di sisi lain, kami juga berharap untuk belajar lebih banyak pengalaman maju dari negara lain, sambil berbagi dengan dunia lebih banyak pencapaian ilmiah dan teknologi Cina, serta lebih berkontribusi kearifan Cina untuk mengatasi tantangan global," Wang menambahkan.
Sejumlah proyek strategis disiapkan di bidang kecerdasan buatan, quantum information, integrated circuits, kesehatan, ilmu tentang otak, pemuliaan, sains dan teknologi kedirgantaraan, dan eksplorasi bumi serta laut dalam.
Cina akan mendorong pembangunan laboratorium-laboratorium nasional, pusat-pusat sains, dan pusat-pusat inovasi regional. Selain itu, Cina akan mendukung pembangunan pusat inovasi dan sains internasional di Beijing, Shanghai, serta Guangdong-Hong Kong-Macao Greater Bay Area.
Pemerintah akan mendorong pembangunan industri strategis sebagai pendorong pertumbuhan baru dan menyemai teknologi produk-produk baru dan model bisnis baru. Pemerintah juga akan menyediakan serangkaian langkah-langkah untuk memfasilitasi transformasi hijau di bidang ekonomi dan pengembangan sosial. Termasuk integrasi internet, big data, dan kecerdasan buatan yang lebih dalam.
"Fokus pada teknologi baru, sebagian besar melengkapi banyak elemen Made in China 2025, yang secara efektif bertujuan menjadikan Cina sebagai negara adidaya manufaktur," ujar Kepala Ekonom Mercator Institute for China Studies di Jerman, Max Zenglein, kepada Nikkei Asia.
Pada 2025, ekosistem teknologi Cina akan matang dan setara dengan Silicon Valley dalam hal dinamisme, inovasi, dan daya saing karena fokus bergeser dari internet konsumen ke internet industri, menurut laporan lembaga pemikir AS, Paulson Institute. "China cukup berhasil menggelar infrastruktur baru berkemampuan tinggi, seperti komputasi awan, jaringan 5G, smart city, dan surveillance network, antara lain untuk memfasilitasi transisi ke internet industri," kata laporan itu.
Pada 2015, Cina meluncurkan rencana memanfaatkan pasar domestik yang sangat besar dan jaringan pemasok untuk bertransformasi dari produsen barang murah dan sederhana menjadi pemimpin dalam barang-barang berteknologi tinggi. Blueprint atau cetak biru ini dikenal dengan nama Made in China 2025.
Di sektor-sektor seperti mobil listrik dan produksi rare-earth metals, yang mana Cina berada di posisi atas, rencana akselerasinya selaras dengan ambisi pemerintah untuk mandiri dan dominan. Juga akan memperkuat persaingan dengan Amerika Serikat yang melihat kemajuan teknologi Cina sebagai ancaman.
Saat ini, Cina menonjol setidaknya pada dua bidang: kendaraan listrik dan produksi rare-earth metal, yang dipandang sebagai ancaman bagi Amerika Serikat karena kehilangan dominasinya dalam manufaktur perangkat canggih.
Berdasarkan data Badan Energi Internasional, dari total 7,2 juta mobil listrik di dunia pada 2019, 47% di antaranya berada di Cina. Negara ini sekarang mendorong adopsi mobil fuel cell lebih luas dengan merilis serangkaian insentif kebijakan baru pada September, setelah relatif sukses dengan kendaraan bertenaga baterai.
Program itu selaras dengan upaya Cina mengurangi intensitas karbon atau jumlah emisi karbon per unit GDP. Cina berambisi mencapai puncak emisi CO2 sebelum 2030 dan selanjutnya turun. Presiden Cina Xi Jinping pada September mengatakan bahwa Cina akan, "Mencapai puncak emisi CO2 sebelum 2030 dan mencapai netralitas karbon sebelum 2060."
Rosyid