Sleman, Gatra.com - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan juru pelihara benda cagar budaya untuk mengantisipasi dampak erupsi Gunung Merapi. Batuan candi dapat rusak karena abu vulkanik Merapi.
Kepala Unit Penyelamatan, Pengembangan, dan Pemanfaatan BPCB DIY Muhammad Taufik mengatakan BPCB melakukan persiapan atas kemungkinan erupsi setelah aktivitas vulkanik Merapi meningkat.
"Tenaga juru pelihara kami sudah siap jika abu vulkanik mengarah ke timur. Ada sekitar seratus juru pelihara di seluruh DIY. Kalau erupsi, kemudian abu vulkanik sampai ke Candi Prambanan serta candi-candi di sekitarnya, mereka akan kami tarik. Fokus ke candi-candi yang terdampak," kata Taufik kepada Gatra.com, Selasa (10/11).
Menurutnya, antisipasi dampak erupsi Merapi di Prambanan tak bisa disamakan dengan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang memasangi stupa-stupanya dengan pelindung atau kondom untuk meminimalkan dampak abu vulkanik.
"Kami di Prambanan tidak mungkin meniru Borobudur yang memakai kondom. Bisa dibayangkan bagaimana memasangnya," katanya.
Menurut Taufik, pelindung yang dipakai terlalu lama juga berpotensi merusak batu candi. Hal ini karena candi yang tertutup pelindung akan menjadi panas. "Kondom bisa lebih merusak," katanya.
Taufik berkata, abu vulkanik di batu candi cukup dibersihkan denga cara basah dan kering. "Abu vulkanik bisa merusak dari kandungan sulfurnya. pH-nya sangat asam. Asalkan sudah kami bersihkan dengan air, pH sudah bisa normal," ucapnya.
Kepala Balai Penyeledikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan aktivitas vulkanik Gunung Merapi terus meningkat. BPPTKG pun menaikkan statusnya dari level II atau 'Waspada' menjadi level III 'Siaga'.
Menurut Hanik, radius bahaya Merapi yakni lima kilometer dari puncak. "Potensi bahayanya guguran lava, lontaran material vulkanik dari erupsi eksplosif, dan awan panas sejauh maksimal lima kilometer dari puncak Merapi," ucapnya.