Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mendorong agar sinergi dan kolaborasi triple helix antara peneliti, pemerintah dan pelaku usaha industri untuk diperkuat ke depan.
Menurut Bambang, penguatan sinergi triple Helix menjadi penting dalam cita-cita negara untuk menghasilkan produk nasional. Bambang pun yakin, kolaborasi triple helix dapat menciptakan inovasi yang dapat mendorong ekspor produk Indonesia.
"Setidaknya, produk inovasi yang dihasilkan dapat mendorong subtitusi impor. Sinergi ini tentu perlu ekosistem riset yang baik. Tapi, Kita punya contoh sukses dari Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, yang diharapkan bisa menjadi langkah awal pembentukan ekosistem riset dan inovasi dalam skala yang lebih besar di Indonesia," kata Bambang dalam Pembukaan Inovasi Indonesia Expo 2020, Artificial Intelligence Summit 2020 dan Pemberian Anugerah Inovasi, Selasa (10/11).
Bambang melanjutkan, ekosistem riset tersebut , juga mampu diakselerasi kedepan karena pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan super tax deduction yang tertuang dalam peraturan Menteri Keuangan nomor 153 tahun 2020.
"Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam beberapa bidang penelitian tertentu di sektor industri," terang Bambang.
Jika sinergi Triple Helix antara Pemerintah, dunia usaha atau industri, dan komunitas peneliti atau dosen mampu terwujud secara maksimal. Maka nantinya, resep tersebutlah yang bisa lebih mendorong ekonomi berbasis Inovasi. Sehingga, aat ini kunci Ekonomi berbasi Inovasi yakni adalah Bagaimana plibatan industri agar lebih banyak melakukan kegiatan Research and Development yang menjurus inovasi.
"Pemerintah bertindak sebagai regulator, kemudian peneliti tentunya berupaya melahirkan Prototype dan hasil inovasi itu sendiri, dan pihak industri kita melakukan inovasi, Maka itulah resep untuk memunculkan Ekonomi berbasis Inovasi," pungkasnya.