Pekanbaru, Gatra.com - Hari ini menjadi hari yang paling istimewa bagi Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Riau.
Soalnya, persis di Hari Pahlawan, wilayah dengan kebun kelapa sawit paling luas di Indonesia ini, memulai hari dengan ketua baru.
Tadi malam, sekitar pukul 21:12 Wib, adalah Haji Suher yang secara aklamasi didaulat oleh 10 dari 11 perwakilan DPD Apkasindo yang hadir di lantai dua Grand Central Hotel, di kawasan jalan Sudirman Pekanbaru.
Lelaki 54 tahun ini meneruskan kepemimpinan Shanta Buana yang ditarik oleh DPP Apkasindo untuk mengurusi hilirisasi kelapa sawit.
Bagi ayah dua anak ini, menjadi ketua Apkasindo Riau adalah sebuah amanah yang berat. Sebab itu tadi, selain Riau adalah provinsi dengan kebun kelapa sawit mencapai 3,4 juta hektar, Riau juga menjadi barometer kesuksesan bagi 21 DPW lain yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Ketum dan Sekjen DPP Apkasindo, orang Riau. Tentu ini menjadi kebanggaan dan sekaligus beban. Dibilang beban lantaran Riau harus lebih baik ketimbang DPW lain," ujar lelaki asal Tapung ini kepada Gatra.com, Selasa (10/11).
Tapi seberat apapun beban itu kata Suher, bakal jadi ringan jika semua pengurus, baik di DPW maupun DPD, kompak.
"Menuju kompak ini kan pasti ada prosesnya. Lepas ini, saya akan ajak bicara kawan-kawan dari hati ke hati, tentang Apkasindo Riau ke depan. Kami samakan dulu persepsi kami. Persepsi pertama itu adalah; bahwa DPW itu adalah menejerial dan DPD eksekutor," katanya.
Terus, keterbukaan juga musti jadi pegangan. "Bahwa masalah apapun yang ada, bicarakan. Unek-unek apa yang muncul, sampaikan. Jika keterbukaan dan persepsi yang sama sudah ada, saya yakin organisasi ini akan kuat dan maju. Minimal sekali dua bulan nanti, kami akan gelar diskusi tatap muka, enggak melulu lewat Whatsapp Group," ujarnya.
Lantaran belakangan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) kian gencar, urusan ini juga menjadi prioritas utama Suher. "Kami akan roadshow ke semua kabupaten kota di Riau. Bertemu dengan dinas yang berkaitan dengan PSR itu. Biar antara dinas dan kami juga punya kesamaan persepsi yang tujuannya tentu biar program PSR ini lancar. Sebab apapun ceritanya, PSR ini sangat menguntungkan petani dan daerah," katanya.
Ketua Umum DPP Apkasindo, Gulat Medali Emas Manurung yang juga hadir dalam Musyawarah Wilayah Luar Biasa (Muswillub) sepakat dengan apa yang dibilang Suher.
"Masih banyak permasalahan petani kelapa sawit yang masih ada. Enggak hanya persoalan sawit dalam klaim kawasan hutan, tapi juga menyangkut tataniaga sawit dan PSR tadi. Untuk menyelesaikan persoalan-persoalan semacam ini tentu dibutuhkan kekompakan, upgrade diri dan update ilmu," kata kandidat doktor ilmu lingkungan Universitas Riau ini.
Apkasindo kata ayah dua anak ini adalah organisasi petani sawit terbesar di dunia. "Sesuaikan diri dengan kebesaran organisasi ini. Upgrade mental, update ilmu, hilangkan ego," pesannya.
Hari ini, rangkaian Muswillub masih dilanjutkan dengan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) DPW Apkasindo Riau. Kepala Dinas Perkebunan Riau, Zulfadli dan sejumlah mitra Apkasindo Riau akan hadir di acara itu.
Abdul Aziz