Purworejo, Gatra.com - Kabar kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab menjadi perhatian mayoritas warga dan netizen Indonesia. Habib Rizieq dijadwalkan tiba di Indonesia pada Selasa besok (10/11) , melalui penerbangan dari Arab Saudi menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.
Beberapa tokoh pun angkat bicara mengenai kepulangan pria yang juga disebut HRS itu. Salah satunya adalah tokoh muda Kabupaten Purworejo, Daryanto.
"Kepulangan Habib Rizieq itu hal yang wajar, biasa saja. Sama seperti orang Indonesia yang di luar negeri lalu pulang ke tanah air, tidak ada yang istimewa," kata Daryanto yang juga Ketua Serdadu Merah Putih Purworejo ini, Senin siang (9/11).
Mengenai status hukum yang bersangkutan, lanjutnya, hendaknya dilalui dengan baik. Pemerintah, melalui penegak hukum tentunya memiliki pertimbangan tersendiri mengenai kasus-kasus hukum yang menyangkut Habib Rizieq.
"Pulang ke Indonesia itu bukan hanya soal boleh atau tidak boleh. Kalau Beliau mengaku sebagai WNI dan merasa tidak ada masalah di Indonesia ya pulang saja. Sudah biasa kan kalau orang merantau ke luar negeri terus pulang ke negaranya. Kalau tidak ada kasus hukum di Indonesia ya semua pasti welcome," lanjut mantan Kasatkorcab Banser Purworejo ini.
Berlarut-larutnya permasalahan (hukum), menurut Daryamto karena tidak ada itikad baik dari HRS untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sehingga memilih berlama-lama di luar negeri.
"Saya pikir seluruh warga Indonesia akan terbuka bagi siapa saja yang pulang ke tanah air. Yang penting sebagai WNI berlakulah sebagai WNI yang baik. Apa pun yang ada di Indonesia menjadi marwah, menjadi kehormatan bagi Bangsa Indonesia. Jangan dijelek-jelekkan di media, sebagai warga yang baik taat hukum selesaikan masalah-masalah hukum yang menimbulkan ketidaknyamanan. Kami ingin Indonesia damai tanpa provokasi, " katanya.
Mengenai rencana penyambutan kepulangan HRS, Daryanto mengatakan bahwa, sah-sah saja bagi para pengikutnya. Namun ia juga mengingatkan agar semua patuh pada peraturan yang dibuat pemerintah di masa pandemi ini. "Kita bangga pada HRS yang lantang meneriakan soal moral. Karena itulah pengikutnya harus patuh pada aturan. Menjadi WNI dan menjadi peluk Islam yang utuh, jadi supaya berimbang," lanjut Daryanto.
Ia menjelaskan aturan pemerintah pada masa pandemi adalah soal protokol kesehatan yang harus ditaati oleh semua warga, tak terkecuali HRS dan pengikutnya.