Home Kebencanaan Kepedulian di Tengah Pandemi dari Roemah Makan Rakjat

Kepedulian di Tengah Pandemi dari Roemah Makan Rakjat

Slawi, Gatra.com - Pandemi Covid-19 berdampak pada hampir semua sektor kehidupan, terutama perekonomian. Banyak usaha yang gulung tikar, tak sedikit masyarakat kehilangan pendapatan. Sisi positifnya, di tengah kondisi sulit tersebut, muncul orang-orang yang memiliki kepedulian lebih untuk membantu sesama dengan berbagai cara.

Kepedulian itu di antaranya bisa dijumpai di Roemah Makan Rakjat. Berbeda dengan rumah makan pada umumnya, rumah makan yang berlokasi di Jalan MT Haryono KM 1 Slawi-Jatibarang, Desa Kalisapu, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal ini setiap hari menyediakan makanan dan minuman gratis.

Warga tanpa dibatasi latar belakang dan usia boleh makan di Roemah Makan Rakjat tanpa perlu membayar sepeserpun. Cukup datang, cuci tangan, ambil makanan dan minuman yang sudah disiapkan lalu menikmatinya di meja makan yang tersedia. Roemah Makan Rakjat buka setiap hari mulai pukul 12.00 WIB hingga seluruh porsi makanan dan minuman yang disediakan habis. Menu makanan yang disediakan selalu berganti-ganti setiap harinya.

Relawan tengah menyiapkan menu makananan di Roemah Makan Rakjat, Kabupaten Tegal, Jumat (6/11). Rumah makan ini setiap hari menyediakan makanan dan minuman gratis.‎ (GATRA/Farid Firdaus)

Hari itu, Jumat (6/11), menu makanannya adalah soto lengkap dengan sambal dan kerupuk. Disediakan pula sejumlah buah-buahan untuk pencuci mulut. Begitu dibuka, puluhan warga silih berganti datang untuk makan. Mereka berasal dari berbagai kalangan mulai dari tukang becak, sopir ojek online, ibu rumah tangga, hingga pekerja kantoran. Terdapat juga anak-anak yang ikut diajak serta orang tuanya.

Salah satu di antara mereka adalah Sutisno (43). Pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir ojek online ini merasa terbantu dengan adanya Roemah Makan Rakjat. Sejak virus corona mewabah, pendapatannya menurun drastis. "Pendapatan menurun sampai 50 % karena orderan sepi. Lagi pandemi kaya gini banyak yang kerja di rumah?," tuturnya.

Sebelum pandemi, Sutisno biasanya bisa memperoleh pendapatan hingga Rp100 ribu per hari. Kini, penghasilannya merosot menjadi Rp50 ribu per hari. "Kadang ya kurang dari Rp50 ribu," tutur dia.

Sutisno pertama kali mengetahui keberadaan Roemah Makan Rakjat dari rekan-rekannya sesama ojek online yang juga kerap datang ke rumah makan itu agar bisa menekan pengeluaran di tengah sepinya order. "Saya tidak setiap hari datang ke sini. Kalau di rumah masak ya makan di rumah," ujar warga Slawi itu.

Pengunjung lainnya, Kartini (34) juga merasa terbantu dengan adanya Roemah Makan Rakjat karena bisa menghemat uang belanja kebutuhan sehari-hari. Setiap datang, Kartini biasanya mengajak serta anak dan keponakannya. Dia menyebut menu makanan yang disediakan enak. "Saya nganggur, suami di kerja di Maluku. Makan di sini bisa menghemat uang belanja," ujar dia.

Manajer Roemah Makan Rakjat, Indra Rizal mengatakan, ide pendirian rumah makan gratis muncul dari komunitas Pesantren Bisnis Indonesia yang anggotanya ada di sejumlah daerah, termasuk di Kabupaten Tegal. Tujuannya, untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

"Pandemi ini kan membuat perekonomian masyarakat turun jauh. Rumah makan ini diniatkan untuk membantu masyarakat terutama di kebutuhan dasar, yakni makan. Tidak hanya untuk masyarakat miskin, tetapi untuk umum. Semua masyarakat yang terdampak pandemi dan membutuhkan makan," kata Indra, Jumat (11/6).

Menurut Indra, setiap hari disediakan 80 hingga 100 porsi makanan dan minuman. Jumlah itu biasanya langsung ludes hanya dalam waktu sekitar satu jam. "Sebelum buka biasanya warga sudah berdatangan. Kadang karena banyaknya warga, tempatnya tidak muat," ungkapnya.

Roemah Makan Rakjat, Kabupaten Tegal. Rumah makan ini setiap hari menyediakan makanan dan minuman gratis.‎ (GATRA/Farid Firdaus)

Indra mengatakan, Roemah Makan Rakjat dikelola oleh relawan dari berbagai kalangan dan komunitas. Mereka secara sukarela berbagi tugas dari mulai memasak hingga menyiapkan makanan dan minuman. Adapun pendanaan operasionalnya, menurut Indra, berasal dari donatur, baik donatur tetap maupun donatur tidak tetap.

"Donatur tertarik ikut membantu dan berperan setelah melihat kegiatan Roemah Makan Rakjat ini yang positif. Donasinya tidak terbatas hanya uang, tetapi bisa juga barang, seperti sayur dan makanan matang," jelasnya.

Sudah memasuki bulan keempat operasional, Indra bertekad untuk terus menjalankan Roemah Makan Rakjat untuk membantu masyarakat meski nantinya pandemi Covid-19 sudah berakhir. "Mulai berdiri 24 Juli 2020, jadi sekarang masuk bulan keempat. Rencananya buka selamanya. Kalau pandemi sudah selesai kita terus berjalan. Masyarakat juga inginya tidak selesai ketika pandemi berakhir," tandasnya.

234