Home Politik Masyumi Deklarasi, Presiden PKS Ngacir ke Riau, Ada Apa?

Masyumi Deklarasi, Presiden PKS Ngacir ke Riau, Ada Apa?

Pekanbaru, Gatra.com- Presiden Partai Keadilan Sejaterah (PKS), Ahmad Syaikhu, memilih melawat ke Riau pada Sabtu (9/11). Dalam lawatan yang bertajuk safari pemenangan pilkada tersebut, Syaikhu menyempatkan diri menemui tokoh dan ulama di Provinsi Riau.

Kedatangan Syaikhu yang bertepatan dengan acara deklarasi Masyumi secara nasional, memantik spekulasi safari tersebut juga membawa misi konsolidasi partai menyikapi kehadiran Masyumi di Provinsi Riau.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Muhammadiyah Riau, Aidil Haris, mengungkapkan spekulasi tersebut punya alasan yang kuat. Sebab kehadiran Masyumi berarti menambah deretan partai, yang berebut suara umat Islam.

"Terbentuknya partai politik tentu juga membawa pesan politik. Jadi, hadirnya Masyumi pasti memiliki arti bagi partai politik yang begerak di segmen pemilih yang sama," ujarnya, Minggu (8/11).

Aidil mengakui segmen pemilih yang menjadi garapan partai bercorak Islam memiliki perbedaan satu dengan yang lainya. Namun,bukan berarti hal tersebut membuat partai existing bersikap naif terhadap munculnya partai baru. Terlebih partai yang muncul tersebut punya akar sejarah yang mumpuni.

Masyumi, seperti diketahui merupakan partai berbasis masa Islam yang hadir pada dekade awal berdirinya republik. Partai ini melakukan kerja-kerja politik yang disuarakan organisasi-organisasi masa Islam, seperti Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, dan Tarbiyah. Singkat kata Masyumi merupakan rumah bagi ormas Islam yang ada di Indonesia.

Dalam pemilu tahun 1955 Masyumi menjadi pemenang di Pulau Sumatera, dengan kemenangan besar, lebih dari 50 persen diraih di Provinsi Sumatera Tengah. Saat itu Riau merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Tengah. Seiring pembubaran Masyumi tahun 1960,kiprah politik kader Masyumi nyaris tidak terdengar. Namun jejaring keturunan keluarga Masyumi masih eksis.

"Kondisi saat ini tentu berbeda dengan tahun 1955,karena ada peralihan generasi. Tapi kalau Masyumi bisa merespon persoalan ini, tentu itu akan menjadi modal politik yang sangat menjanjikan. Dan tentu ada partai lain yang jumlah suaranya akan terdampak, "jelas Aidil.

Asal tahu saja, PKS menjadi partai bercorak Islam yang paling banyak meraih lonjakan suara pada pemilu 2019 di Provinsi Riau. PKS saat ini memiliki 7 kursi di DPRD Riau, bertambah 3 kursi dibandingkan pemilu 2014. Meningkatnya, raihan kursi PKS dilatari kepiawaian partai tersebut memainkan komunikasi massa dalam balutan isu agama.

Sementara itu seperti ramai diberitakan, bangkitnya kembali Masyumi turut disebabkan oleh aspirasi elemen masa Islam dari Persaudaraan Alumni 212,yang tidak terakomodir PKS. Belakangan PKS membantah hal tersebut.

Terpisah, sekretaris Masyumi Reborn Provinsi Riau, Muhammad Navis, menegaskan kehadiran Masyumi tidak akan mengebiri partai Islam yang saat ini eksis. Namun ia menghimbau kalangan Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama untuk kembali pulang ke rumah.

"Masyumi ini bukan partai baru, ini rumah bersama bagi umat. Kita menghimbau kalangan NU dan Muhammadiyah kembali ke rumah,"pungkasnya.

4990