Jakarta, Gatra.com - Ketua Policy Center Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI), M. Jibriel Avessina, menyampaikan, berbagai kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 masih belum efektif.
Jibriel dalam jumpa pers virtual bertajuk "Evaluasi Kebijakan Penanganan Pandemi Covid-19" pada pekan ini, mengatakan, belum efektifnya berbagai kebijakan tersebut karena sejumlah fakta menunjukkan bahwa kasus Covid-19 masih terus bertambah.
"Fakta di lapangan menunjukkan kasus penyebaran Covid-19 terus mengalami kenaikan. Dari anggaran penanganan Covid-19 sebesar Rp696,2 triliun, pemerintah hanya menyisihkan Rp87.55 triliun untuk biaya kesehatan," ujarnya.
Jibriel menjelaskan lebih lanjut bahwa pemerintah perlu memperbaiki masalah penanganan Covid-19. Poin pertama adalah lambatnya respons awal dalam mitigasi pandemi.
Dia memberikan evaluasi kepemimpinan dalam penanganan Covid-19. Adanya perbedaan pendekatan antaraktor dalam pemerintahan dan benturan kelompok politik juga menjadi permasalahan. Serta, belum efektifnya hubungan antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengambilan kebijakan.
Sementara itu, Ketua Departemen Ilmu Politik UI dan Pakar Kebijakan Publik, Julian Aldrin Pasha, M.A., Ph.D., menyampaikan, pemerintah perlu menentukan prioritas dan asesmen antara pilihan ekonomi atau kesehatan.
Menurutnya, dari dua opsi yang ada, data membuktikan bahwa penerapan social distancing secara ketat akan menekan kondisi penularan, tapi pasti berdampak pada ekonomi. "Sementara, jika menerapkan status quo dengan membayangkan keadaan normal, vaksin masih belum diketahui kepastiannya," ujar dia.
Oleh karena itu, pemerintah harus lebih tepat lagi dalam menggambil keputusan dalam menangani pandemi Covid-19 dan perlu membuat presentase data untuk melihat perkembangan kasus pandemi saat ini.