Pekanbaru, Gatra.com - Setelah tertunda tiga bulan ulah pandemi, 37 orang mahasiswa beasiswa sawit asal Riau, hari ini, akhirnya terbang juga ke Kampus Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) di Yogyakarta.
Kampus milik Instiper Yogya ini adalah satu dari 6 kampus yang digaet Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk mendidik taruna semacam ini.
Tahun ini, ada sekitar 655 taruna baru di 6 kampus tadi, tak hanya D1, tapi juga D3 dan D4.
Para orang tua, Kadis Perkebunan Riau, Zulfadli dan Plt Ketua DPW Apkasindo Riau, Gulat Medali Emas Manurung yang melepas taruna D1 ini di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru tadi siang.
Lazimnya orang bepergian jauh, derai air mata pun jadi bagian dari prosesi pelepasan itu.
Direktur AKPY, Sri Gunawan, bilang kalau 252 orang taruna dari 22 provinsi penghasil sawit yang diterima di kampusnya, bakal transit dulu di Jakarta, baru kemudian terbang ke Semarang.
"Nanti anak-anak pengenalan kurikulum dulu di Komplek KP2 Bawen Ungaran Jawa Tengah. Dari situ mereka akan digojlok soal kedisiplinan dan bela negara di Paskhas AURI Yogyakarta. Ini beres, barulah masuk kampus," kata Sri di ujung telepon.
Berangkatnya taruna baru ini menjadi harapan terbaru bagi Gulat untuk masa depan kelapa sawit petani yang lebih baik.
Sebab bagi Ketua Umum DPP Apkasindo ini, petani sekarang sudah petani generasi kedua. Jadi harus lebih sukses dan maju ketimbang di generasi sebelumnya.
"Setelah tamat, kita berharap mereka jadi menejer di koperasi perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia.
"Para alumni sudah terserap. Nah tahun depan, anak-anak ini akan kita link kan ke program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang saat ini sedang berjalan di 22 provinsi," ujar kandidat doktor lingkungan Universitas Riau, ini.
Zulfadli sendiri sepakat dengan Gulat. Presiden kata mantan Sekwan DPRD Bengkalis ini, sudah menggariskan tentang mengkorporasikan koperasi petani dan kelompok tani (poktan).
"Jadi, beasiswa ini sangat pas untuk meningkatkan SDM dan untuk korporasi, kuncinya adalah SDM," katanya.
Kepada para taruna yang berasal dari anak petani dan buruh tani di Riau itu, Zul berharap mereka bisa menjadi yang terbaik di kampusnya.
"Kalian adalah angkatan ke-4, angkatan sebelumnya rata-rata menjadi yang terbaik. Pertahankan predikat itu, raih prestasi tertinggi dan jaga Marwah Riau," pintanya.
Khusus kepada BPDPKS, Pemerintah Provinsi Riau kata Zul bangga dan terharu.Soalnya program pembinaan SDM yang dibikin BPDPKS itu full beasiswa.
"Mudah-mudahan para lulusan kelak bisa menjadi pelopor intensifikasi kebun di Riau. Riau dengan kebun kelapa sawit terluas di Indonesia ---21% dari total 16,3 juta hektar luas kebun sawit di Indonesia --- insya Allah akan bisa menghasilkan produksi maksimal ke depannya," ujar Zul.
Zulfadli juga berterimakasih atas kinerja Apkasindo yang menurutnya sangat luar biasa.
"Apkasindo tersebar di 22 provinsi di Indonesia, tentu kinerjanya yang luar biasa tadi akan berdampak besar kepada petani. Kalau program ini berjalan terus, berarti generasi ketiga petani sawit sudah diisi oleh taruna-taruna sawit yang kuliah tahun ini," katanya.
Tak berlebihan sebenarnya jika Zulfadli bilang kinerja Apkasindo luar biasa. Simak saja pengakuan Fadli, salah seorang taruna dari Kabupaten Rokan Hilir (Rohil).
Walau bukan panitia beasiswa, Apkasindo justru berandil besar kepada para taruna tadi. Mulai dari memberikan bimbingan, pelatihan, hingga pendampingan dalam menghadapi ujian seleksi.
Lantas para taruna yang tak punya keluarga di Pekanbaru, Apkasindo langsung mengulurkan tangan untuk memberikan penginapan jelang berangkat. Fadhli sendiri salah satunya.
"Saya terharu dengan layanan Apkasindo, mulai dari sosialisasi beasiswa BPDPKS, pelatihan ujian, hingga keberangkatan, kami difasilitasi. Jujur, bangga kami jadi anak petani apalagi setelah didampingi Apkasindo," katanya.
Khusus kepada BPDPKS, lelaki asal Pujud tak tahu lagi harus berterimakasih seperti apa. "Sudahlah saya kuliah gratis, naik pesawat pun diongkosi. Ini kali pertama saya naik pesawat," ujar lelaki ini polos.
Abdul Aziz