Semarang, Gatra.com - Industri Kecil Menengah (IKM) bidang makanan dan minuman di Jawa Tengah mempunyai kualitas yang tidak kalah dengan daerah lainnya. Hanya saja perlu peningkatan kualitas untuk meningkatkan nilai jual dan pangsa pasar yang luas.
Hal itu menjadi sorotan Ketua Inopak Institut, Alvin dalam acara Kick Off Seminar and Gathering 2020: Returning Expert German Alumni Contribution Central Java Regional Development Through Poverty Eradiction yang berlangsung di Griya Persada Convention and Resort Bandungan 4-5 November 2020.
Menurut Alvin seluruh program yang digalang oleh Inopak Institut di Jawa Tengah berorientasi pada pengentasan kemiskinan khususnya di bidang IKM. "Khusus IKM makanan dan minuman di Jawa Tengah, kami melihat perlu banyak pembenahan sehingga kami masuk di sisi kualitas dan pehitungan bisnis, kemasan, teknologi tepat guna dan terpenting adalah akses pasar," kata Alvin usai penandatanganan kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Pendopo Griya Persada.
Dirinya menyatakan produk IKM Jateng sudah bagus dan kompetitif, namun kendalanya pelaku IKM di Jateng cenderung kurang pede (percaya diri) dan minder bersaing merebut pasar.
Oleh karena itu, pihaknya membagikan ilmu kepada para pelaku IKM khususnya bidang teknologi pangan. Sehingga dengan sentuhan teknologi produk yang dihasilkan lebih awet tanpa pengawet kimia sehingga pelaku IKM tidak minder dengan produknya.
"Kopi di Jateng itu juara, rasanya enak terutama di daerah khas purbalingga namun karena dikemas dan olah dari daerah luar Jateng sehingga nilai ekonomisnya jadi turun, makanya perlu pendampingan dalam manajemen IKM agar IKM bisa mengolah sendiri," ujar Alvin.
Dirinya berharap, IKM yang ada di Jateng mampu menggenjot mutu dengan memberikan nilai tambah (added value) pada produk. Alvin menekankan agar pelaku IKM dapat fokus memperkuat pasar regional, bila pelaku IKM bisa merambah pasar ekspor maka hal itu sebagai "bonus".
Di kesempatan yang sama, Kepala Sub Divisi Pemberdayaan Divisi Hubungan Kelembagaan dan Komunitas Masyarakat Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura (BPWS) Jawa Timur, Edy Slamet Budi Santoso mengakui kerja sama dengan Inopak institute menjadikan IKM di Madura lebih dikenal dengan kemasannya yang menarik.
"Semenjak kerja sama lebih happy, lebih bagus kemasan, yang terbaik bisa masuk ke retail modern, apalagi didukung oleh kebijakan bupati, sehingga retail modern bisa diisi oleh IKM dari madura," kata Budi kepada Gatra.com.
Ketua JARI (Jejaring Alumni Jerman dan Returnee Indonesia) Jawa Tengah, Indra Setiawardana mengatakan acara diawali dengan penandatanganan kerja sama antara Disperindag Provinsi Jateng dengan Inopak Institute, yang didukung oleh tenaga ahli para alumni Jerman untuk pengembangan IKM di Jawa Tengah.
Menurut Indra, target kerja sama peningkatan 350 IKM di Jawa Tengah selama 2021-2023 dimana hasil pengembangan IKM pada pilot project 2020 akan menjadi dasar untuk tahun berikutnya
"INOPAK Institute akan melakukan peningkatan IKM, mulai dari perbaikan kemasan, sistem produksi, sampai pada strategi pemasaran, sedangkan alumni Jerman menjadi narasumber/tenaga ahli yang digandeng oleh Inopak dalam hal peningkatan IKM," ujarnya.
Indra menambahkan bentuk kerja sama ini juga melibatkan GIZ Indonesia yang akan membantu secara finansial terhadap para alumni Jerman yang aktif dalam kegiatan tersebut. Dirinya berharap dengan pelaksanaan kerja sama itu, diharapkan akan semakin banyak dinas yang mau bekerja sama baik di bidang pengembangan IKM maupun di bidang lainnya.
"Diharapkan juga agar kontribusi para alumni Jerman dapat semakin luas dan nyata di berbagai bidang, untuk pembangunan Jawa Tengah," pungkas Indra.