Jakarta, Gatra.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) siap menggelar Indonesia Artificial Intelligence Summit (ASI) 2020 yang ditujukan sebagai puncak pengembangan dan pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial (artificial intelligence) di Indonesia.
Disampaikan Kepala BPPT, Hammam Riza, penyelenggaraan AIS 2020 juga menjadi ajang unjuk kemampuan komunitas AI dalam Negeri, pada masyarakat global teknologi kecerdasan artifisial. Bukan hanya itu, AIS juga dimaksudkan untuk menunjukan berbagai produk Inovasi dalam kecerdasan artifisial di Indonesia.
"Kecerdasan Artifisial telah memengaruhi semua disiplin keilmuan, ekonomi, dan industri. Beragam aplikasi Kecerdasan Artifisial secara global juga terus berkembang pesat, seiring makin majunya infrastruktur komputasi, dan kemudahan dalam memperoleh, memproses, menyimpan, dan mengirimkan data," kata Hammam dalam Konferensi Pers Daring, Kamis (5/11).
Selain itu, Hammam juga mengatakan bahwa pemanfaatan Kecerdasan Artifisial sejatinya sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo dalam berbagai kesempatan. Presiden ingin, penggunaan Kecerdasan Artifisial sudah dapat di aplikasikan dalam pelayanan publik pemerintahan, hingga penegakan ketertiban dan keamanan oleh unsur Kepolisian dan Militer.
"Tantangan Indonesia dalam menerapkan Kecerdasan Artifisial adalah, kesiapan regulasi yang mengatur etika penggunaan dan pemanfaatan Kecerdasan Artifisial yang bertanggung jawab, kesiapan tenaga kerja terampil yang mengembangkan dan menggunakan Kecerdasan Artifisial, kesiapan infrastruktur komputasi dan data pendukung pemodelan Kecerdasan Artifisial, dan kesiapan industri dan sektor-sektor publik dalam mengadopsi inovasi-inovasi Kecerdasan Artifisial," imbuh Hammam.
Penyelenggaraan AI Summit 2020 nantinya, juga akan diisi dengan diskusi panel mengenai 5 Pilar Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial, yakni: Talenta, Etik dan Regulasi, Data dan Infrastruktur, Riset dan Inovasi serta yang terakhir adalah aplikasi Kecerdasan Artifisial pada beberapa bidang prioritas.
"Saat ini sudah terdaftar 4000 pengunjung yang akan menghadiri acara, untuk pameran virtual diikuti oleh 7 lembaga pemerintahah, 8 perguruan tinggi, 10 industri internasional, 12 industri nasional, 15 start-up dan 13 asosiasi dibidang teknologi BIG Data, AI, Cloud Computing dan IOT," tandas Hammam.