Yogyakarta, Gatra.com – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dalam memantau aktivitas Gunung Merapi. Status Merapi meningkat dari 'Waspada' menjadi 'Siaga'.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan langkah koordinasi dan penyebaran informasi di masa pandemi telah disesuaikan dengan protokol kesehatan.
“Mengenai data-data info yang kami miliki, semua sistemnya sudah online. Teman-teman di BPPTKG tidak harus datang di kantor. Dari rumah pun datanya diketahui,” kata Hanik dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (5/11).
Hanik menjelaskan data dari lapangan dikirim ke BPPTKG kemudian dievaluasi oleh petugas yang bekerja dari rumah atau work from home (WFH). “Kami sudah bisa memberikan evaluasi dari data-data itu (dari rumah). Sehingga kami bisa memberikan info yang tepat dan cepat,” katanya.
Menurut Hanik, BPPTKG juga sudah memiliki sistem siar informasi. Ketika aktivitas vulkanik Merapi meningkat, datanya bisa langsung diberitahukan ke kepala-kepala dusun di kawasan rawan bencana (KRB) III.
“Begitu ada kenaikan aktivitas, ada sesuatu yang sifatnya signifikan, maka kami akan memberi info ke kepala dusun di KRB III. Ini strategi bagaimana kami melakukan mitigasi di saat pandemi ini,” ucapnya.
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi cenderung meningkat beberapa hari belakangan. Status Merapi pun telah dinaikkan dari level II atau Waspada menjadi level III atau Siaga, Kamis (5/11) ini. BPPTKG memprediksi Merapi akan mengalami letusan efusif diiringi letusan eksplosif kecil.
BPPTKG menyebut radius berbahaya sejauh lima kilometer dari puncak Merapi. Sebanyak 13 desa yang mencakup 30 dusun berpotensi terdampak erupsi.
Hanik yakin pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melakukan persiapan. Menurutnya, prosedur tetap atau standar operating procedure (SOP) mitigasi telah diterapkan saat Merapi ditetapkan berstatus 'Waspada' sejak 2018.
“Pada saat 'Waspada', pemda melakukan pendataan mengenai semua area yang ada di kawasan Merapi. Kemudian kami juga melakukan penguatan kapasitas masyarakat. Saya kira semua BPBD sudah siap menghadapi krisis Merapi ini,” kata Hanik.
Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Sleman, Makwan, mengatakan, sekitar 35 tempat pengusian telah disiapkan untuk mitigasi bencana erupsi Merapi.. Selain itu, jalur-jalur evakuasi telah disiapkan. “Kami juga koordinasi dengan Klaten karena salah satu jalur evakuasi kami berada di perbatasan antara Sleman dengan Klaten,” ucapnya.