Home Politik Nuning: Big Data dan AI untuk Strategi Pertahanan Maritim

Nuning: Big Data dan AI untuk Strategi Pertahanan Maritim

Jakarta, Gatra.com - Indonesia, yang terletak persis di pintu gerbang aktivitas ekonomi maritim dan penyangga maritim di kawasan, rentan menghadapi situasi sulit dan instabilitas keamanan di kawasan.

Indonesia memiliki 4 choke point dari 9 choke point di dunia dengan lebih dari 40% total perdagangan dunia melalui perairan Indonesia, 70% perikanan dunia berada di Asia Pasifik, dan 30% produk perikanan dunia dipasok dari Indonesia.

Pengamat intelijen dan keamanan, Susaningtyas Kertopati, yang akrab disapa Nuning, mengatakan bahwa Cina sebagai kekuatan besar baik dari sisi ekonomi dan militer sangat agresif untuk menguasai jalur Indo-Pasifik.

"Dengan membangun beberapa pelabuhan di negara partisipan secara gratis untuk kepentingan strategis China membawa ancaman di kawasan," ujarnya pada diskusi yang digelar Sekolah Staf Komando Angkatan Laut (Seskoal), Selasa (3/11).

Agresivitas Cina ini berdampak pada Amerika Serikat (AS) yang menekankan konsep Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. "Artinya, prinsip kebebasan navigasi, supremasi hukum, dan kedaulatan negara dalam wilayah itu perlu dikedepankan," katanya.

AS, lanjut Nuning, membentuk aliansi strategis dengan Jepang, India, dan Australia. Aliansi ini kemudian dikenal dengan nama The Quad. "Belakangan, The Quad juga mulai menggalang dukungan dari negara-negara ASEAN," katanya.

Indonesia dengan visi Poros Maritim Dunia perlu untuk membangun kembali budaya maritimnya. "Kita sebagai Bangsa Indonesia harus menyadari bahwa bentuk negara Indonesia adalah negara kepulauan dan jatidiri Bangsa Indonesia adalah Bangsa Maritim," kata Nuning.

Tapi hari ini, postur pertahanan global sudah berubah. Munculnya ancaman kejahatan siber, perebutan data personal untuk kepentingan bisnis dan pertahanan untuk mendeteksi pola mobilitas penduduk dan kompetisi nubika sudah sering terjadi.

Seskoal sebagai lembaga pendidikan tertinggi di TNI AL, lanjut Nuning, harus mampu berperan sebagai mercusuar kembalinya budaya maritim Indonesia. "Kepada seluruh generasi muda Bangsa Indonesia dengan peran penting para Pasis Seskoal sebagai pemimpin perubahan," katanya.

Maritime Domain Awareness harus menjadi landasan kebijakan kelautan Indonesia bagi seluruh stakeholder. "TNI AL perlu terus membangun pemanfaatan Big Data & Artificial Intelligence (AI) dalam konteks menjaga stabilitas kemanan maritim Indonesia dan kawasan," ujarnya.

878