Menlu Amerika Serikat, Mike Pompe, mengunjungi lima negara di Asia. Tujuannya untuk mendulang dukungan atas upaya AS menekan pengaruh Cina di kawasan. Dituding sebagai tur anti-Cina.
Filipina menutup Oktober ini dengan menempatkan sejumlah armada, termasuk kapal penangkap ikan, di perairan Laut Cina Selatan (LCS). Beberapa kapal terlihat berbaris berdekatan di perairan sengketa di utara Pulau Luzon. "Kami mengerumuni daerah itu untuk mengimbangi strategi Cina, yang mengerumuni daerah itu juga dengan kapal-kapal penangkap ikan," kata Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin, pada Rabu, 28 Oktober lalu, seperti dilansir Bangkok Post.
Polah itu disokong oleh fakta bahwa Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Michael R. Pompeo, memberikan dukungan pada Filipina. Jaminan itu adalah perjanjian pertahanan Filipina-AS akan berlaku jika jika salah satu kapal militer Filipina terkena serangan di LCS. Belum lama ini, Presiden Rodrigo Duterte menegaskan kembali keputusan Pengadilan Arbitrase Permanen pada 2016, yang mendukung Filipina yang mengatakan bahwa klaim teritorial Beijing yang luas di LCS adalah melanggar hukum internasional.
Meski tidak memiliki batasan geografis apa pun dengan LCS, pihak AS memang kerap mendukung sekutunya juga merapat ke negara-negara di kawasan tersebut demi upaya meminimalkan pengaruh besar Cina.
Sepekan sebelum pemilihan presiden AS berlangsung, Pompeo melakukan tur anti-Cina ke lima negara di Asia. Pada 26-30 Oktober, dia bertandang ke India, Sri Lanka, Maladewa, Indonesia, dan Vietnam. Kantor berita Associated Press menulis, tujuan Pompeo ialah menyerukan persatuan regional untuk melawan ketegasan Beijing yang makin meningkat, ketika persaingan pemilihan presiden AS yang sengit memasuki tahap terakhirnya.
Perjalanan lima hari itu bermula di India. Di sana, Pompeo bertemu Menlu India, Subrahmanyam Jaishankar. Pada hari kedua, ditemani Menteri Pertahanan AS, Mark Esper, Pompeo mengadakan pertemuan dengan Jaishankar dan Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh. Keduanya juga dijadwalkan menjumpai PM Narendra Modi di hari yang sama.
Seorang pejabat menyampaikan kepada AP bahwa kedua negara berencana untuk menandatangani perjanjian tentang berbagi intelijen geospasial. Alhasil, akan membuka jalan bagi AS untuk mengirimkan teknologi rudal yang canggih. "Pertemuan ini termasuk diskusi tentang bagaimana negara-negara bebas dapat bekerja sama untuk menggagalkan ancaman yang ditimbulkan oleh Partai Komunis Cina," ucap Pompeo beberapa saat sebelum pesawatnya bertolak dari AS.
Dari India, Pompeo mendatangi Sri Lanka dan Maladewa. Di kedua negara itu Cina telah membangun beragam infrastruktur, dan fakta tersebut rupanya membuat AS dan India merasa gerah.
Di Maladewa, Pompeo mengumumkan bahwa AS, untuk pertama kalinya, akan membuka kedutaan besar di kepulauan Samudera Hindia. Langkah itu mencerminkan keprihatinan AS tentang peningkatan pengaruh Cina dan apa yang dia sebut sebagai perilaku melanggar hukum dan mengancam di Indo-Pasifik.
Hanya beberapa jam sebelumnya di Sri Lanka, Pompeo telah menuduh Cina sebagai predator di negara-negara yang lebih kecil. Taktik yang dikembangkan Cina, kata Pompeo, yaitu mengeksploitasi mereka dengan pinjaman dan proyek pembangunan yang dimaksudkan untuk memberikan keuntungan lebih bagi Cina daripada penerima yang dituju.
Perhentian berikutnya adalah Indonesia. "Kami menghormati upaya kuat Indonesia untuk melindungi hak maritimnya dan melawan agresi RRT di Laut Cina Selatan, termasuk di zona ekonomi eksklusifnya di sekitar Kepulauan Natuna," ujar Pompeo lewat pernyataan resmi yang dirilis Kedutaan Besar AS di Jakarta.
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kerja Pompeo pada Kamis, 29 Oktober lalu, di Istana Bogor. "Kami minta agar Amerika Serikat lebih melihat dan memahami kepentingan negara berkembang juga kepentingan negara-negara muslim," ujar Jokowi.
Indonesia juga mengajak AS untuk bersama-sama dengan negara-negara Asia Tenggara mewujudkan perdamaian, stabilitas, dan kerja sama di kawasan. Tapi sebelumnya, diharapkan AS juga diinginkan untuk memahami negara-negara kawasan.
Dalam keterangan pers yang disampaikan Menlu Retno Marsudi, Jokowi menyatakan keinginannya agar AS menjadi true friend of Indonesia. "Namun hal tersebut tidak bisa take it for granted. Semuanya harus dipelihara," kata Retno kepada wartawan di Istana Bogor.
Pompeo menyebut Indonesia sebagai pemimpin di ASEAN dan jangkar dari tatanan berbasis aturan di Indo-Pasifik. AS berjanji tetap terlibat secara mendalam di Indo-Pasifik menyatakan betul-betul ingin menjalin hubungan yang lebih baik dengan Indonesia, termasuk dalam bidang ekonomi dan kerja sama di bidang pertahanan.
"Mike Pompeo juga mengatakan bahwa ingin tidak saja menjalin hubungan baik pada tingkat pemerintah, tetapi juga menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan grass root, dengan stakeholders di Indonesia," ujar Retno.
Hanoi menjadi penutup rute tersebut. Di negara komunis itu, Pompeo sekaligus datang untuk merayakan 25 tahun hubungan AS-Vietnam. "Kami sangat menghormati rakyat Vietnam dan kedaulatan negara Anda,” katanya kepada PM Vietnam, Nguyen Xuan Phuc.
Dalam konferensi persnya yang singkat, Pompeo memang tidak menyebut nama "Cina" secara harafiah. Tapi penggunaan istilah "kedaulatan" merupakan kode untuk merujuk pada oposisi terhadap perluasan pengaruh Cina, khususnya di Asia. "Kami berharap dapat terus bekerja sama untuk membangun hubungan kami dan membuat kawasan ini, baik di seluruh Asia Tenggara, Asia, dan Indo-Pasifik, menjadi aman dan damai dan sejahtera," ujarnya.
***
Pemerintahan Trump telah menjadikan perlawanan atas Cina sebagai salah satu prioritas kebijakan luar negeri utamanya. Sejumlah isu yang disorot termasuk penanganan pandemi Covid-19, masalah HAM, serta agresivitas terhadap negara tetangga yang lebih kecil. Friksi atas Cina, terutama soal virus corona, adalah soalan utama yang diangkat Trump dalam kampanyenya mengalahkan capres Joe Biden pada pilpres 3 November.
Trump kerap berusaha untuk menggambarkan Biden sebagai orang yang lemah terkait masalah Cina. Biden dan putranya, Hunter, juga dituding punya kepentingan bisnis mencurigakan dengan pihak Cina.
Tadinya, Vietnam tidak masuk dalam daftar rencana perjalanan Pompeo. Tapi, karena pihaknya memiliki kekhawatiran tentang kebijakan Cina di wilayah tersebut, maka Menlu memutuskan mengunjungi Hanoi. Friksi antara Vietnam dan Cina bervariasi, mulai pengembangan aktivitas di Sungai Mekong yang melintasi kedua negara hingga klaim teritorial dan maritim Beijing di LCS.
Dalam pernyataan yang dirilis menjelang kedatangan Pompeo di Vietnam, Departemen Luar Negeri AS mengkritik Cina yang dianggap mengingkari janji kerja sama dengan negara-negara Mekong lainnya dan terlalu agresif mengklaim wilayah di Laut Cina Selatan. Pada awal 2020, Pompeo telah menolak langsung hampir semua klaim besar Beijing di LCS.
Laut Cina Selatan yang strategis memang dilalui oleh sepertiga dari distribusi pengiriman global. Wilayah ini menjadi salah satu pusat konflik antara Cina, Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan. Mengabaikan putusan arbitrase yang dimenangkan oleh Filipina yang membatalkan sebagian besar klaim Beijing, Cina lantas membangun pos militer di tujuh pulau buatan.
Cina beralasan bahwa mereka telah mengirim kapal dan pesawat ke LCS untuk melacak kapal perusak berpeluru kendali AS, John S. McCain saat melintas di dekat pulau-pulau yang dikuasai Cina di perairan.
Tentara Pembebasan Rakyat (People’s Liberation Army --PLA) menuduh kapal perang AS masuk tanpa izin ke perairan teritorial Cina pada Jumat, 9 Oktober lalu, di dekat Kepulauan Paracel atau yang dinamai Kepualuan Xisha oleh Cina. Pelaksanaan misi kebebasan navigasi terbaru oleh Angkatan Laut AS itu dianggap bertujuan untuk menentang klaim luas Cina di jalur air strategis tersebut.
Juru bicara Komando Mandala Selatan PLA, Kolonel Zhang Nandongm, mengatakan Beijing menuntut AS untuk menghentikan tindakan tersebut. "Itu adalah hegemoni navigasi yang mencolok dan provokasi militer yang secara serius melanggar kedaulatan dan kepentingan keamanan China, dan sangat membahayakan perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan," ucapnya seperti dilaporkan kantor berita Xinhua.
Sementara itu, juru bicara Kemlu Cina, Wang Wenbin, menyebut Pompeo dan sejumlah pejabat lain di kabinet Trump tengah menyalakan api Perang Dingin yang baru.
Flora Libra Yanti