Yogyakarta, Gatra.com - Pelaku wisata dan pengunjung di Malioboro, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, berharap segera ada keputusan final soal penerapan Jalan Malioboro sebagai jalur pedestrian. Uji coba tanpa kendaraan bermotor di kawasan itu membuat Malioboro jadi nyaman dan tak macet.
Seorang pengunjung Malioboro, Fini, 37 tahun, mengatakan, tiadanya kendaraan bermotor membuat suasana Malioboro nyaman. "Jadi bisa foto-foto, tidak bising. Harapannya sih bisa diteruskan," kata warga Bogor, Jawa Barat, ini, Selasa (3/11).
Ketua Paguyuban Andong DIY Purwanto menyebut para sais andong mendukung keputusan pemerintah daerah soal fungsi Malioboro. "Kalau misal untuk semi-pedestrian ya diputuskan, jangan berlarut-larut. Kami mendukung supaya konsisten ditetapkan," katanya.
Purwanto belum tahu penerapan jalur untuk pejalan kaki di Jalan Malioboro berdampak pada pendapatan para kusir yang biasa mangkal di lokasi tersebut. "Belum bisa diketahui apakah nantinya sepi terus atau sepi kemudian ramai. Setelah ditetapkan kan nanti baru bisa tahu," katanya.
Ia mengatakan sebanyak 385 andong biasa mangkal di Malioboro saat pandemi ini. Para kusir membanderol tarif Rp150 ribu untuk rute Malioboro ke Keraton Yogyakarta lalu kembali ke Malioboro.
Adapun Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap segera ada kepastian soal penerapan Malioboro sebagai jalur khusus untuk pejalan kaki.
"Kalau mau saya, masuk Malioboro dan lingkungannya, ya jalan. Kita pergi ke (objek wisata di) luar negeri juga jalan. Hanya masalahnya kita ini mau nganter turis sampai pintu rumah (tujuan)," katanya.
Menurut Sultan, ketersediaan tempat parkir perlu dipikirkan mengingat keberadaan ruang kosong di sekitar Malioboro saat ini langka.
"Bagaimana dengan keterbatasan tempat parkir, sehingga bisa diatur sedemikian rupa. Saya enggak tahu persis kondisinya seperti apa, karena tidak mudah untuk cari ruang yang kosong di sekitar itu," katanya.
Sultan berharap kebutuhan tempat parkir ini bisa segera diselesaikan, terutama untuk mobil dan bus pariwisata. "Jadi sebetulnya bus cukup parkir di dalam kota apa harus di (wilayah) kabupaten. Sepeda motor masih bisa (di dekat Malioboro), kalau mobil dan bus kan butuh ruang lebih luas," ucapnya.
Kawasan Malioboro menjalani uji coba sebagai jalur untuk pedestrian pada 3-15 November. Selama uji coba ini, hanya kendaraan tertentu yang boleh melintas, seperti bus umum Trans Jogja dan mobil layanan publik seperti pemadam kebakaran dan layanan kesehatan.