Home Teknologi Rekayasa Digital Lahirkan Inovasi Maju Anak Negeri

Rekayasa Digital Lahirkan Inovasi Maju Anak Negeri

Jakarta, Gatra.com – Pandemi Covid-19 menuntut adanya adaptasi sekelompok orang di bidang teknologi dan informasi. Lompatan kemajuan atau yang sering dikenal sebagai disrupsi teknologi telah membawa perubahan di seluruh lini kehidupan. Dari sisi komunikasi misalnya masyarakat kini memanfaatkan ruang diskusi daring untuk memfasilitasi gagasannya.

Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia, Budiman Sudjatmiko mengatakan saat ini banyak bermunculan platform digital yang memfasilitasi ruang diskusi daring masyarakat. Kehadiran platform itu menjadi media yang penting dalam memunculkan gagasan dan ide baru.

"Intinya saya menyambut baik munculnya masyarakat yang diskusif, yang berdialog dan memfasilitasi gagasan-gagasan masyarakat. Media saat ini, baik itu media sosial ataupun media massa hanya cenderung satu arah, mengedepankan sensasi saja tapi kurang masuk ke dalam atau esensi," ujar Budiman dalam webinar “Inovasi Teknologi di Masa Pandemi: Solusi untuk Negeri” pada Senin (2/11).

Budiman mengungkapkan dari ruang diskusi lahir gagasan berupa imajinasi, lalu dari imajinasi muncul inovasi. Inovasi tersebut yang dibutuhkan bangsa di masa Revolusi Industri 4.0. Untuk itu ia mendorong agar rekayasa digital diperluas dalam bentuk inovasi seperti pembuatan platform meeting online Jumpa.id yang menjadi karya terbaru anak bangsa.

“Ruang diskusi daring juga adalah rekayasa digital yang memfasilitasi orang saling berdialog, perubahan apa yang muncul. Kita bisa lihat bagaimana platform ojek daring, dan belanja daring bisa mengubah perilaku orang dalam transportasi dan berbelanja,” ujar aktivis 98 itu.

Ia menegaskan Revolusi Industri 4.0 bukan cuma urusan para ilmuwan dan teknokrat. Melainkan ada peran dari semua lintas ilmu pengetahuan di dalamnya. “Revolusi 4.0 terlalu besar kalau hanya dihadapi para ahli komputer, scientist, dan ilmuwan. Seolah-olah revoulusi 4.0 cuma untuk para ilmuwan. Justru jika begitu akan membunuh peradaban, akan merusak hubungan kalau ahli-ahli filsuf tak merumuskan etika, kalau ahli sejarah tidak mengingatkan bagaimana revolusi industri lalu mengubah dunia,” katanya.

Di kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), Edmon Makarim sependapat bahwa imajinasi adalah hal yang dibutuhkan untuk kemajuan bangsa. “Membangun imajinasi itu adalah pekerjaan rumah kita bersama, kreativitas dan imajinasi kadang tak sinkron, tapi akan sangat hebat jika dilengkapi dengan logika dan etika. Sehingga rasionalitas lebih dikedepankan daripada emosional,” ujarnya.

Untuk memacu percepatan pembangunan di bidang teknologi, pemerintah melalui Kementerian Kominfo menyusun sebuah peta jalan yang dinamai “Indonesia Digital Nation” (bermartabat, berkeadilan, dan berdaya saing). Pembuatan peta itu bertujuan untuk mewujudkan birokrasi digital Indonesia yang berkelas dunia dan berdaya saing.

"Dalam peta jalan tersebut terdapat berbagai upaya diantaranya penyediaan infrastruktur, pembuatan aplikasi, menyiapkan regulasi, melakukan pengendalian, hingga pengadopsian teknologi pendukung," ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan.

Semuel menyebutkan dalam konteks transformasi digital, penyediaan infrastruktur teknologi informasi menjadi hal yang paling mendasar. "Presiden Jokowi telah memberikan instruksi agar mempercepat penyediaan infrastuktur ini, dimana diproyeksikan tahun 2023 seluruh wilayah di Indonesia sudah terlayani dengan internet,” pungkas Semuel.

804