Home Milenial Sehari 320 Ton Sampah di Mataram, Pengangkut Dibayar Seuprit

Sehari 320 Ton Sampah di Mataram, Pengangkut Dibayar Seuprit

Mataram, Gatra.com- Persoalan sampah di Kota Mataram mmenjadi masalah pelik yang hingga saat ini disebut beum tertangani secara optimal. Dampaknya banyak masalah yang ditimbulkannya bagi warga Kota Mataram. Masalahnya volume sampah di Kota Mataram setiap harinya mencapai 320 ton. Yang mampu terangkut ke TPA ataupun TPS hanya separuhnya saja. Belum lagi kemampuan daerah untuk mengelola sampah masih terbatas.

 

“Saya juga miris mendengar rendahnya honor pekerja pengangkut sampah di Mataram saat ini yang masih diberikan Rp500 ribu per bulan. Karena itu dalam pembentukan Badan Usaha Milik Kelurahan (BUMKel) itu nantinya para pekrja sampah harus diganjar upah yang setimpal Rp3 juta sebulan. Ini kan upaya kita untuk meningkatan kesejahteraan sekaligus sebagai trigger atau pemicu kinerja pekerja,” ungkap Calon Walikota Mataram, Selly Andayani kepada wartawan, Sabtu (31/10) sore di Mataram.

Menurut Selly, BUMKel yang nantinya dapat mengelola sampah menjadi bernilai ekonomis. Sampah akan dipusatkan di satu tempat, sehingga permasalahan sampah dari rumah telah selesai diangkut oleh operator dan dikendalikan oleh BUMkel.

Ditambakan, kehadiran BUMKel akan sangat membantu menyelesaikan masalah sampah. Setidaknya ada 2 BUMKel yang akan dikelola profesional dibawah BUMD milik Kota Mataram. BUMD dan BUMKel ini akan dikelola professional. “Jadi bukan tim sukses kami yang akan masuk. Dengan BUMKel ini kita bukan hanya menyelesaikan masalah sampah tetapi juga membuka lapangan usaha, ada nilai tambah untuk masyarakat. Selama ini Pemkot sudah bekerjasama dengan Bank Sampah, tetapi ini belum optimal," tandas manan Kepala Bappenda NTB ini.

Ia juga menyebut, di setiap lingkungan sudah ada motor roda tiga. Sehingga urusan sampah nantinya selesai dirumah tangga karena penanganannya akan dikelola operator yang profesional, bukan oleh tim sukses.

“Kita juga akan mendorong Pengolahan Sampah Terpadu (Osamtu). Pengolahan sampah terpadu ini akan bermuara pada Waste to Energi. Asap dari sisa pembakaran sampah menjadi energi listrik dengan bekerja sama dengan PLN sebagai energi terbarukan. Potensi eneri listrik itu akan diberikan kepada masyarakat yang kurang sejahtera. Sehingga permasalahan sampah berkorelasi dengan kesejahteraan” ujarnya.

165